REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban menangkap empat anggota ISIS di utara Kabul, Afghanistan, pada Selasa (5/10) malam waktu setempat. Penangkapan itu seolah menyangkal pernyataan Taliban sebelumnya bahwa tak ada kehadiran ISIS di Afghanistan.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, pada Rabu (6/10), mengungkapkan, operasi penangkapakan dilakukan pasukan unit khusus di provinsi Kabul. Selain menangkap empat anggota ISIS, mereka turut menyita sejumlah dokumen dan senjata. Mujahid tak memberikan keterangan terperinci tambahan.
Pada hari yang sama, dua anggota Taliban dilaporkan tewas ditembak sekelompok orang bersenjata di Jalalabad. Tiga warga sipil turut terluka dalam kejadian tersebut. ISIS belum mengeklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu. Namun mereka dicurigai sebagai pelakunya.
Jalalabad telah muncul sebagai titik nyala dalam persaingan antara Taliban dan ISIS. Sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus lalu, sejumlah serangan sudah terjadi di sana. Pada Ahad (3/10) lalu, Masjid Eidgah di Kabul menjadi target serangan bom. Sedikitnya lima warga sipil dilaporkan tewas.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun itu bukan pertama kali serangan bom mengguncang Afghanistan sejak Taliban menguasai negara tersebut pada 15 Agustus lalu.
ISIS adalah kelompok yang pernah mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di Afghanistan sejak Taliban berkuasa. Taliban mengatakan tidak ada bukti bahwa milisi ISIS atau Alqaidah memiliki basis di Afghanistan. Hal itu disampaikan beberapa hari setelah ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di kota Jalalabad.
Zabihullah Mujahid membantah anggapan bahwa Alqaidah mempertahankan kehadirannya di Afghanistan. “Kami tidak melihat apa pun di Afghanistan yang ada hubungannya dengan Al-Qaidah,” katanya pada 21 September lalu.
Sama seperti Alqaidah, menurut Mujahid, ISIS pun tak memiliki kehadiran nyata di Afghanistan. Kendati demikian, dia memang melihat adanya beberapa serangan pengecut yang mengatasnamakan kelompok tersebut.
“ISIS yang ada di Irak dan Suriah tidak ada di sini. Namun, beberapa orang yang mungkin adalah warga Afghanistan kita sendiri telah mengadopsi mentalitas ISIS, yang merupakan fenomena yang tidak didukung oleh rakyat,” ujarnya.
Dia berjanji, tidak akan ada serangan terhadap negara ketiga di Afghanistan. “Kami berkomitmen pada fakta bahwa, dari Afghanistan, tidak akan ada bahaya bagi negara mana pun,” ujar Mujahid.