REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perempuan lanjut usia itu adalah Sudarsih. Di usianya yang sudah senja, 78 tahun, dia harus menggendong beban berupa barang dagangan.
Tentu ini bukan perkara ringan. Tapi itulah yang harus dia jalani sehari-hari sebagai penjual sayur di Jakarta.
Tanpa gerobak, wanita sepuh ini harus menggendong sayuran memakai bakul, sambil berkeliling hingga puluhan kilometer.
Perjuangan yang berat, demi membiayai hidupnya yang sebatang kara. Tetapi hal itu tetap dia lakoni tanpa harus mengeluh dan meminta iba siapapun.
“Saya jalan 20 kilometer hampir setiap hari. Dagang sayuran keliling, digendong,” kata Sudarsih, saat menerima bantuan gerobak dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), di Jakarta, Rabu (6/10).
Pemberian gerobak itu berbermula ketika Sudarsih kerap berjualan melintasi Kantor HKTI yang diketuai Moeldoko. Sudarsih memang terkadang juga berjualan di depan kantor yang terletak di Jakarta itu.
Tak tega melihat Sudarsih kepayahan memanggul dagangannya, Moeldoko yang juga Kepala Staf Presiden, berinisiatif membantu Sunarsih dan langsung memberikan sebuah gerobak berwarna hijau yang ada di halaman kantor HKTI.
“Kita berikan bantuan, supaya ibu bisa belanja makin banyak untuk dijual lagi. Petani juga jualan tambah banyak. Ibu ringan, petani kita juga ringan,” ucap Moeldoko.
Saking harunya, Sudarsih tak kuasa menahan tangis sambil memeluk para staf HKTI. “Dari dulu mau dagang ga bisa beli gerobak, sekarang ada yang kasih. Alhamdulilah pak,” ujar Sudarsih penuh haru. Sudarsih bersyukur dan akan tetap bersemangat berjualan meski usianya tak lagi muda.