REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar epidemiologi Universitas Andalas (Unand) Padang, Defriman Djafri, PhD, mengatakan, pembatasan pengunjung bioskop dan gym sudah bisa mengurangi risiko penularan COVID-19 di dua tempat publik tersebut. Hal itu diungkapkan Defriman menyusul aturan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di mana pemerintah sudah melonggarkan sejumlah sektor dengan ditandai dibukanya bioskop dan gym.
"Meminimalkan (risiko) itu bisa saja membatasi jumlah dari pengunjung dan diatur jaraknya, dan titik berkumpul yang mempunyai potensi. Misalnya kalau di bioskop antrian beli tiket. Kalau memang tiket bisa dibeli secara online itu kan lebih bagus," kata Defriman, Rabu (6/10).
Lebih lanjut Defriman menjelaskan bahwa pembatasan jumlah pengunjung tetap diperlukan meski keganasan virus sudah dia anggap menurun akhir-akhir ini. Apalagi, menurut sifatnya, virus tidak mampu tetap hidup di permukaan benda yang mati.
"Saya kira kan secara perhitungan parameter epidemiologi memang virulensi virus ini sudah menurun ya sekarang ini. Jadi kalau memang kegiatan mau ada pelonggaran tentu yang perlu dipastikan oleh pemerintah adalah pertama tentukan (peraturan) lalu disiplin dalam pengawasan prokes ini," kata dia menambahkan.
"Sebenarnya virus dipermukaan itu kalau memang lingkungannya tidak mendukung, virusnya cepat mati. Tapi yang paling berat itu adalah droplet ini. Kalau di sekolah itu guru memastikan misalnya jumlah intonasi saat menyampaikan itu juga berpengaruh terhadap semburan dari dropletnya. Nah di bioskop dan gym juga seperti itu," jelas Defriman.
Di sisi lain, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Sonny Harry B Harmadi, menjelaskan bahwa saat ini tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan sejak dibukanya bioskop, gym, maupun tempat umum lainnya sudah membaik dibanding sebelumnya.
"Sebetulnya secara nasional kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan terus membaik ya. Kita bersyukur bahwa biasanya pembukaan aktivitas tuh diikuti oleh peningkatan mobilitas dan penurunan kepatuhan protokol kesehatan. Kali ini kita melihat bahwa kepatuhan protokol kesehatan masyarakat terhadap upaya untuk pencegahan penularan COVID-19 sangat baik," ungkap Sonny.
Meskipun demikian, Sonny berharap meskipun masyarakat menyambut baik pembukaan aktivitas di tempat umum, namun harus tetap menyadari bahwa bukan berarti pandemi sudah berakhir. Dia mengimbau masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan.
"Perlu dipahami bahwa pandemi belum berakhir. Jadi aktivitas apa pun kalau tidak dilakukan dengan prokes yang ketat itu berisiko menyebabkan terjadinya penularan. Oleh karennya, kami tetap mengimbau pada masyarakat agar melaksanakan prokes walau ada pembukaan-pembukaan aktivitas," tutur Sonny.