Kamis 07 Oct 2021 05:35 WIB

Apakah Kita Bertemu dan Berbincang dengan Rasulullah SAW?

Janji Allah SWT akan mempertemukan orang beriman dengan Rasulullah SAW

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Janji Allah SWT akan mempertemukan orang beriman dengan Rasulullah SAW. Ilustrasi Rasulullah
Foto: Republika/Mardiah
Janji Allah SWT akan mempertemukan orang beriman dengan Rasulullah SAW. Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID,  KAIRO— Berjumpa dengan Rasulullah SAW menjadi keinginan semua Umat Muslim, terutama umat yang tidak hidup pada masa Nabi Muhammad SAW. Perjumpaan dengan seorang yang tercinta dan pembawa ajaran Islam yang mulia. 

Harapan ini menimbulkan pertanyaan di tengah umat, tentang bisakah kita melihat, bertemu hingga berbincang dengannya di hari kebangkitan kelak? 

Baca Juga

Dilansir dari Elbalad, anggota Fatwa di Dar Al Ifta Mesir, Syekh Owaida Othman, mengatakan melihat Nabi SAW di akhirat, kemudian minum dari tangannya adalah berkah dan nikmat dari Allah SWT yang kita semua nantikan. 

Kendati begitu, dia menyebut orang-orang yang akan bersama Rasulullah SAW adalah yang mencintainya dan mengikuti ajarannya. Hal ini dijelaskan dalam salah satu hadits yang mengisahkan seorang sahabat menangis karena mengingat Nabi akan ditempatkan di surga tertinggi. Sedangkan sahabat itu tidak tahu akan berjumpa lagi atau tidak dengan Nabi karena tidak mengetahui akan berada di mana saat hari akhir nanti. Nabi SAW kemudian bersabda:

المرء مع من أحب Artinya: “Seseorang bersama orang yang dia cintai.” 

Syekh Owaida Othman mengatakan, para sahabat amat bersukacita kita dengan kata-kata Nabi SAW tersebut.  Ditambah lagi dengan firman Allah SWT dalam surat An Nisa ayat 69 berikut ini:  

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا 

Artinya: “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An Nisa 69).  

Baca juga : Islam Indonesia dari Gujarat? He he he 

Sumber: elbalad

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement