Kamis 07 Oct 2021 15:37 WIB

75 KK Korban Gusuran Ahok di Bukit Duri Punya Tempat Tinggal

Gubernur Anies bangun Kampung Susun Cakung untuk korban penggusuran Ahok pada 2016.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Warga Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, menangis saat penggusuran di permukiman pada 2016 era Gubernur Ahok.
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Warga Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, menangis saat penggusuran di permukiman pada 2016 era Gubernur Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Bukit Duri yang menjadi korban penggusuran tahun 2016 pada era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, akan menapaki perjalanan hidup baru. Hal itu karena mereka diberi tempat tinggal tetap oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.

Mereka akan ditempatkan di Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Rumahnya di kawasan Bukit Duri, yang berada di bantaran Sungai Ciliwung digusur pada 2016.

"Punya rumah hunian sendiri adalah awal kisah perjuangan hidup kami dimulai," kata Sandyawan Sumardi alias Romo Sandi, selaku perwakilan warga saat memberikan kata sambutan dalam peresmian pembangunan Kampung Susun Cakung, Jakarta pada Kamis (7/10).

Selama ini, 75 kepala keluarga (KK) korban penggusuran di Bukit Duri belum mempunyai tempat tinggal tetap. Harapan untuk memiliki tempat tinggal tetap pun muncul kala Anies berencana membangun hunian bagi warga korban penggusuran. Rencana itu muncul saat Anies datang mengunjungi warga korban penggusuran di Bukit Duri.

"Pak Anies Baswedan yang sejak awal ketika kami habis mengalami penggusuran langsung datang mendengar keluh kesah kami," kata Sandyawan.

Sandyawan dan 75 KK lainnya kini bisa bernafas lega karena pada Maret 2022 nanti, Kampung Susun itu sudah rampung. Permukiman itu akan dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti tempat ramah anak, rumah serbaguna, tempat koperasi dan lokasi khusus untuk berwirausaha.

Dengan demikian, Sandyawan bisa merasa menjalankan kehidupan yang layak dan mendapatkan perlakukan yang pantas dari pemerintah."Kami ingin diperlakukan sama dengan warga lain. Menjadi sama dengan warga lain, bermartabat, setara, merdeka," katanya.

Sebagian besar dari 75 KK korban penggusuran Bukit Duri hidup menumpang dengan sanak saudara mereka. Mereka lebih memilih menumpang dengan saudara dibandingtinggal di tempat penampungan sementara yang disediakan Pemprov DKI Jakarta. "Kayaknya lebih banyak tinggal di keluarga, mungkin lebih nyaman tinggal bersama keluarga," kata Camat Tebet Dyan Erlangga.

Padahal, pemerintah sudah menyediakan tempat hunian sementara bagi warga korban penggusuran di Bukit Duri. "Lokasi sementara di sekitar Bukit Duri," kata Dyan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement