REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW begitu sederhana dalam menjalani hidup. Rasul tidak bermewah-mewah dalam pakaian yang dikenakan dan apa yang dimakan.
Justru Rasul sering berpuasa dan menyedekahkan harta yang dimilikinya untuk umat. Bahkan, kesederhanaan hidup Rasulullah tergambar jelas ketika berbuka puasa.
Dalam banyak riwayat dijelaskan ketika Rasul berbuka, maka beliau hanya berbuka dengan beberapa butir kurma dan segelas air putih. Karena itu sebagai umatnya, kita harus mencontoh Rasulullah agar dapat menahan nafsu keduniawian, yaitu dengan berpuasa.
Dalam kitab at Targib wat Tarhib dijelaskan beberapa nikmat yang akan diterima orang-orang yang mau berpuasa.
1. Dua kebahagiaan orang yang berpuasa
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ اَدَمَ لَهُ اِلَّا الصَّوْمَ فَاِنَّهُ لِى وَاَنَاأَجْزِىْ بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ فَاِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِ كُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخُبْ فَاِنَّ سَابَّهُ اَحَدٌ أَوْقَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ اِنِّى صَائِمٌ اِنِّى صَائِمٌ وَالَّذِىْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخَلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَاللَّهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَااِذَاأَفْطَرَفَرِحَ بِفِطْرِهِ وَاِذَالَقِىَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Rasulullah SAW bersabda: Allah Azza wa Jalla berfirman: Setiap amal anak adam adalah miliknya, kecuali puasa (balasannya diakhirkan). Sesungguhnya puasa itu punya-Ku (ibadah yang paling disenangi Allah) dan Akulah yang membalasnya. Puasa itu perisai (dari godaan setan dan neraka). Apabila berpuasa salah seorang kalian, maka jangan bercampur (bersetubuh suami istri) dan jangan pula menjerit-jerit. Maka bila ada orang yang memaki atau mengajak berkelahi maka hendaklah ia berucap: Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa. Demi Allah yang jiwaku ada ditangan-Nya, baunya mulut orang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibanding baunya minyak misik. Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Yaitu apabila ia berbuka maka ia berbahagia dengan berbukanya, dan apabila ia bertemu dengan Tuhannya, maka berbahagialah ia sebab puasanya (HR. Bukhari).