REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- NATO telah mengusir delapan anggota misi Rusia yang merupakan perwira intelijen. NATO pada Rabu (6/10) mengatakan, mereka telah menarik akreditasi delapan anggota misi Rusia dan mengurangi jumlah delegasi Moskow yang diakreditasi ke NATO menjadi 10.
Sky News melaporkan keputusan NATO muncul setelah ada informasi yang terungkap tentang ledakan fatal di tempat penyimpanan amunisi Ceko pada 2014. Menurut Praha, ledakan itu melibatkan dua mata-mata Rusia yang diidentifikasi juga terlibat dalam insiden peracunan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya di Inggris.
Rusia telah lama bergabung dengan misi NATO sebagai bagian dari Dewan NATO-Rusia yang didirikan 20 tahun lalu. Hal ini bertujuan untuk mempromosikan kerja sama di bidang keamanan bersama.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko menuduh NATO bermuka dua dan menggunakan gagasan dugaan ancaman dari Moskow sebagai momok. Grushko mengatakan sebelumnya pemimpin NATO mendukung dimulainya kembali dialog dalam kerangka Dewan Rusia-NATO.
“Jika ada yang percaya pada ketulusan pernyataan itu, maka hari ini mereka tidak. Nilai mereka yang sebenarnya telah jelas bagi semua orang. Setelah akhir dramatis era Afghanistan, bagaimana mereka bisa bertahan tanpa ancaman 'ancaman Rusia'. Mereka tidak bisa," ujar Grushko dilansir Aljazirah, Kamis (7/10).
Ketegangan antara Barat dengan Rusia telah berlangsung cukup lama karena berbagai masalah. Mulai dari persoalan Ukraina hingga dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS dan insiden peracunan Skripal beserta putrinya pada 2018.
Sejak menjabat pada Januari, Presiden AS Joe Biden telah mengambil langkah yang jauh lebih tegas terhadap Rusia. Dia telah menekan aliansi NATO untuk mengambil pendekatan serupa.
Kantor berita Interfax mengutip kepala Majelis Rendah Komite Urusan Internasional Parlemen Rusia, Leonid Slutsky, mengatakan Moskow akan membalas tindakan NATO. Slutsky mengatakan posisi utusan Rusia untuk Uni Eropa saat ini kosong dan langkah NATO mengeluarkan misi Rusia lakan merusak dialog antara Moskow dan Barat.
“Barat kolektif melanjutkan kebijakan konfrontasi diplomatiknya dengan Rusia,” kata Slutsky.
Moskow menuduh NATO secara provokatif memperluas infrastruktur militer di wilayah yang lebih dekat dengan perbatasan Rusia. NATO bertekad untuk memperkuat keamanan negara-negara anggota yang dekat dengan Rusia setelah pencaplokan Krimea Ukraina pada 2014 oleh Moskow dan dukungan untuk separatis di Ukraina timur.