REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menanam 3.000 batang bambu di salah satu tanggul kritis yang berlokasi di Kampung Tapak Serang, Desa Lenggahjaya, Kecamatan Cabangbungin. Penanaman 3.000 bambu ini merupakan salah satu upaya mitigasi yang dilakukan guna mengantisipasi bencana banjir.
"Kemarin laporannya ada 55 titik kritis di sepanjang Sungai Citarum. Kemudian kami menerima laporan juga dari Camat Cabangbungin ada satu tanggul yang sangat kritis," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Henri Lincoln di Cikarang, Kamis (7/10).
Laporan tersebut ditindaklanjuti pihaknya melalui survei lokasi kemudian dilanjutkan dengan penanggulangan sementara menggunakan media pohon bambu. Bambu tersebut ditancapkan di pondasi tanah yang rawan longsor apabila tergerus aliran Sungai Citarum dengan ditambahkan 5.000 karung pasir beserta 50 bronjong di bawahnya.
Henri mengaku langkah mitigasi awal tersebut sangat efektif agar minimal bisa menghambat laju air ketika volume Sungai Citarum meningkat saat hujan. "Jadi di sana itu tanggulnya sudah rendah dan bisa longsor, walaupun sifatnya sementara paling tidak untuk mitigasi penanggulangan bencana sangat efektif. Apalagi kami tambah bronjong di bawahnya sehingga menambah luasan tanggul. Jadi tanah ini tidak tergerus arus sungai," ucapnya.
Ia berharap penanaman bambu ini bisa mengantisipasi bencana banjir sehingga bencana yang pernah dirasakan warga Kecamatan Pebayuran pada Februari 2021 tidak terulang kembali dan menimpa masyarakat di Kecamatan Cabangbungin. "Sekarang antisipasi awal saja, nanti akan ditindaklanjuti lagi, intinya jangan sampai terjadi seperti di Pebayuran saat Februari kemarin," kata dia.