REPUBLIKA.CO.ID, CANBERAN -- Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne pada Kamis mengatakan bahwa kembalinya duta besar Prancis ke Canberra akan membantu memperbaiki hubungan antara kedua negara. Hubungan Canberra-Paris rusak ketika Australia membatalkan kontrak pemesanan kapal selam Prancis secara sepihak.
"Kami akan bekerja dengan Prancis untuk memajukan hubungan kedua negara. Kami menyadari ini akan memakan waktu dan keterlibatan berkelanjutan menyusul keputusan yang kami buat terkait kontrak kapal selam. Kembalinya Duta Besar adalah langkah yang disambut baik dalam proses ini," kata Payne dalam sebuah pernyataan.
Australia pada September meninggalkan kesepakatan -- senilai 40 miliar dolar AS (sekitar Rp570 triliun) -- dengan perusahaan kontraktor pertahanan asal Prancis Naval Group untuk membangun sejumlah armada kapal selam konvensional. Sebaliknya Australia akan membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir dengan teknologi dari Amerika Serikat dan Inggris setelah mencapai kemitraan keamanan trilateral dengan kedua negara tersebut.
Pembatalan kesepakatan oleh Australia itu membuat marah Prancis, yang menuduh Australia dan Amerika Serikat menikamnya dari belakang. Alhasil, Paris pun menarik duta besarnya dari Canberra dan Washington.
Namun, Prancis pada Rabu (6/10) mengatakan bahwa duta besarnya untuk Australia Jean-Pierre Thebault akan kembali ke Canberra tetapi tidak menetapkan tanggal pasti.Dalam solidaritas dengan Prancis, Uni Eropa pekan lalu menunda putaran berikutnya untuk pembicaraan mengenai kesepakatan perdagangan bebas dengan Australia.