Kamis 07 Oct 2021 22:54 WIB

Berawal dari Sakit, Atlet Jabar Ini Borong 3 Medali PON 2020

Putu memutuskan untuk serius berlatih renang dengan masuk klub di Bandung.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Berawal dari Sakit, Atlet Jabar Ini Borong 3 Medali PON 2020 (ilustrasi).
Foto: Mahmud Muhyidin
Berawal dari Sakit, Atlet Jabar Ini Borong 3 Medali PON 2020 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Prestasi luar biasa ditorehkan perenang Jawa Barat, I Putu Bayu Ardhiya Satrio dalam Pekan Olahraga Nasional 2020 Papua. Karena, dalam ajang yang pertama kali diikutinya itu, Putu berhasil meraih tiga medali yakni emas pada nomor selam kolam 200 meter surface, perak nomor selam kolam 100 meter surface, dan perunggu pada kelas estafet.

Ternyata, atlet yang dibina klub renang Tirta Merta Satria Bandung ini ini, jago berenang berawal dari rasa sakit yang dirasakannya sejak kanak-kanak. 

Menurut Putu, awal mula dirinya menggeluti dunia berawal dari ketidaksengajaan. Sejak berusia dua tahun, dirinya harus bolak-balik berobat ke dokter akibat sakit asma yang dideritanya. 

"Sampai akhirnya saat usia 4 atau 5 tahun, dokter menyarankan saya untuk mengikuti terapi renang," ujar Putu kepada wartawan, Kamis (7/10).

Orang tua Putu pun, mengikuti anjuran tersebut dengan langsung rutin mengajak anaknya berenang. "Selain karena masih kecil, waktu itu papah saya ngajak berenang biasa saja, hanya untuk kepentingan terapi," katanya.

Berawal dari keperluan terapi, kata dia, rasa cintanya terhadap dunia renang pun semakin bertambah ketika memasuki bangku sekolah dasar. "Waktu itu berenang jadi tambah sering, karena dilatih juga oleh guru sekolah," katanya.

Putu bercerita, menginjak kelas I SMP, Putu pun memutuskan untuk serius berlatih renang dengan masuk klub di Bandung. "Di situ saya mulai masuk klub, selama tiga tahun," katanya.

Meski begitu, kata dia, keikutsertaannya di klub tersebut sempat terhenti ketika memasuki bangku SMA. Saat itu, sang ayah meminta Putu untuk fokus belajar akademis sehingga dirinya memilih untuk menghentikan latihannya di klub.

"Orangtua meminta saya fokus untuk persiapan masuk perguruan tinggi," putra dari perwira di Polda Jawa Barat, AKBP I Wayan Sukada ini.

Saran itupun, kata dia, diikuti Putu meski harus melepaskan total latihan olahraga yang sudah membantu kesehatan fisiknya.

Kepatuhannya terhadap arahan orangtua berbuah manis sehingga dirinya berhasil diterima FPOK UPI Bandung. Selama aktif dengan perkuliahan olahraga, Putu pun kembali tertarik untuk mengasah kemampuannya dalam berenang dengan memgikuti unit kegiatan mahasiswa aquatic.

Disinggung persiapannya jelang PON 2020 Papua, Putu menyebut dia bersama atlet lainnya telah mengikuti pelatihan daerah Jawa Barat sejak Agustus 2020. "Sebenarnya sudah latihan sejak awal 2020, sebelum korona masuk. Namun sempat terhenti ketika korona masuk," katanya.

Saat ditanya kunci keberhasilannya, Putu mengatakan, doa dan restu orangtua menjadi yang utama. "Berdoa, meminta restu dan dukungan orangtua, lalu berusaha berlatih semaksimal mungkin," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement