REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Chusmeru, mengingatkan pentingnya peningkatan kecakapan sumber daya manusia guna mendukung pemulihan sektor pariwisata Indonesia pada 2022.
Menurut dia, insan pariwisata di Tanah Air perlu segera berbenah diri. "Guna mendukung pemulihan sektor pariwisata Indonesia tahun 2022, salah satu yang perlu dilakukan adalah peningkatan kecakapan SDM pariwisata," kata Chusmeru di Purwokerto, Banyumas, Kamis (7/10).
Dia menjelaskan, peningkatan SDM pariwisata tersebut meliputi pelaku wisata dan kelembagaan pariwisata. "Pelaku wisata dituntut untuk lebih cakap dalam menghadapi perubahan anatomi dan atmosfer pariwisata pascapandemi Covid-19," kata dia.
Karakteristik wisatawan akan berubah. Begitu pula dengan motif dan perilaku wisatawan. "Dengan demikian diperlukan SDM yang mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut," ujarnya.
Dia mengatakan, SDM pariwisata perlu meningkatkan kecakapan dalam hal pelayanan kepada wisatawan, khususnya pelayanan yang berorientasi pada kesehatan, keamanan, dan kenyamanan wisatawan. Kecakapan dalam berinovasi juga diperlukan dalam program peningkatan SDM pariwisata.
"Inovasi produk dan layanan kepada wisatawan pada masa pemulihan diperlukan agar wisatawan dapat menikmati sesuatu yang baru pada destinasi wisata dibanding pada saat sebelum pandemi," katanya.
Selain itu, tambah dia, digitalisasi di sektor pariwisata juga menjadi tuntutan bagi pelaku wisata. "Masih banyak pengelola objek wisata dan pemerintah di daerah yang belum optimal memanfaatkan media digital untuk mempromosikan dan memasarkan objek wisatanya. Padahal wisatawan milenial selalu mencari informasi perjalanan wisatanya secara digital," ujarnya.
Oleh sebab itu, lanjut Chusmeru, perlu adanya peningkatan kapasitas SDM pariwisata di daerah dalam hal digitalisasi sektor wisata. Dia mengatakan, kelembagaan pada sektor pariwisata juga perlu peningkatan kapasitas sumber daya manusianya. Terutama terkait dengan sertifikasi anggota organisasi profesi pariwisata. "Hal ini bertujuan agar lembaga pariwisata lebih kredibel dan anggotanya lebih profesional dalam pelayanan kepada wisatawan," ujarnya.
Selain itu, terkait dengan kelembagaan pada desa wisata, perlu juga peningkatan SDM pada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Karangtaruna maupun BUMDes. "Dengan harapan lembaga yang terkait dengan desa wisata memiliki SDM yang mampu merancang produk wisata di desa, mengembangkan objek dan daya tarik wisata, serta mampu menggerakkan perekonomian desa dari potensi wisata yang dimilik," katanya.