Jumat 08 Oct 2021 01:07 WIB

Epidemiologi: Masyarakat tak Perlu Khawatir dengan Vaksin

Epidemiolog mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir mendapat vaksin Covid

Red: Bayu Hermawan
vaksinasi covid-19 (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan/aww.
vaksinasi covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Iwan Ariawan, mengatakan semua vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia sudah memenuhi syarat efikasi dan risiko efek sampingnya pun kecil. Untuk itu, masyarakat tidak perlu khawatir mendapat vaksin Covid di Indonesia.

"Vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia sudah melalui kajian pakar dan BPOM, semua memenuhi syarat efikasi lebih besar 50 persen dan risiko efek samping kecil," ujar Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan.

Baca Juga

Iwan menjelaskan tidak ada vaksin Covid-19 yang efikasi dan efektifitasnya 100 persen. Efektifitas vaksin bisa berkurang setelah waktu tertentu. Dia berpendapat, masih diperlukan dukungan dari banyak penelitian untuk menentukan apakah dibutuhkan vaksin booster dan kapan untuk vaksinasinya. 

"Memang sudah ada beberapa penelitian yang menyebutkan titer antibodi berkurang setelah 6 bulan, tetapi titer antibodi berkurang tidak otomatis berarti sudah tidak efektif lagi. Titer antibodi mengukur antibodi humoral, sedangkan di dalam tubuh ada antibodi seluer juga yang berperan," katanya.

Iwan mengungkapkan ada beberapa penelitian yang menunjukkan efektifitas vaksin Covid-19 berkurang, tetapi masih sedikit dan buktinya belum meyakinkan. "Saat ini, yang penting adalah segera dapat vaksinasi Covid-19, tidak usah pilih-pilih vaksinnya," ucapnya.

Menurutnya, tempat publikasi hasil studi-studi mengenai efikasi vaksin Covid-19 yang beredar belakangan ini perlu diketahui. "Yang paling baik publikasi di peer review journal, jadi hasil studi tersebut sudah di-review oleh banyak ahli. Dalam membaca hasil studi, kita harus memahami desain penelitiannya, cara pengambilan sampel dan bisa yang mungkin terjadi," ujarnya.

Dia melanjutkan, Kementerian Kesehatan dan para pakar saat ini sedang mengkaji perlu tidaknya vaksin booster. "Kepada siapa booster diberikan dan kapan diberikan, jika memang diperlukan booster. Keputusan pemerintah terkait vaksin booster untuk masyarakat umum akan menunggu hasil kajian ini," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement