Jumat 08 Oct 2021 04:45 WIB

Kontraktor Turki Rancang Drone Kamikaze Baru

Drone ini dipakai untuk menghancurkan drone musuh yang mengancam.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Teguh Firmansyah
Pesawat drone buatan Turki
Foto: Anadolu Agency
Pesawat drone buatan Turki

REPUBLIKA.CO.ID, Sejumlah kontraktor pertahanan Turki sedang menguji pesawat udara tak berawak atau unmanned aerial vehicle (UAV) kamikaze yang akan digunakan untuk melawan dan menetralisasi ancaman drone lainnya. UAV merupakan bagian dari berbagai sistem deteksi dan penghancuran drone yang dikembangkan oleh Havelsan dan Transvaro, dipamerkan di KTT Keamanan Perbatasan dan Radar Militer ke-tiga, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Industrialis dan Pengusaha Independen (MÜSIAD) di Ankara.

Berbicara kepada Anadolu Agency (AA) di KTT tersebut, Manajer Pengembangan Bisnis Teknologi Pertahanan Kontrol Havelsan, Nezih Şişman mengatakan, ancaman yang ditimbulkan oleh drone murah atau UAV meningkat dari hari ke hari. Dia mencatat, ada solusi lain yang berdiri sendiri, yang diproduksi oleh berbagai perusahaan yang dapat mendeteksi, mendiagnosis, dan mencegah ancaman menggunakan algoritme yang kompleks.

Baca Juga

“Mereka ingin mengembangkan sistem yang dapat melindungi kampus besar, fasilitas atau infrastruktur penting, organisasi dengan kekuatan yang tersebar, seperti gendarmerie, serta lokasi penting seperti Ankara yang merupakan rumah bagi banyak institusi penting,” ujarnya dilansir dari Daily Sabah, Kamis (7/10).

Dia menambahkan bahwa mereka mengambil kompleks STAR Refinery yang luas di Aliağa Izmir barat sebagai prototype, dan memulai studi integrasi dengan para pemangku kepentingannya untuk beberapa rencana pertahanan.

Pejabat Havelsan mengatakan, mereka menciptakan seluruh sistem dengan menambahkan algoritma yang berbeda ke sistem Havelsan. Kemudian mengintegrasikan berbagai komponen seperti radar, rangkaian elektro-optik, perangkat pencampur dan detektor RF (Radio Frequency).

Pada akhirnya, pihaknya  mencoba sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya di Turki. “Kami menawarkan sistem yang didukung kecerdasan buatan (AI) yang akan memanfaatkan algoritme untuk mendeteksi, mendiagnosis, menganalisis, dan menghilangkan ancaman menggunakan senjata yang sesuai. Ini akan dapat dilakukan berkat perangkat lunak dengan sistem komando dan kontrol yang didukung jaringan di pusatnya, serta perangkat lunak yang dapat mengintegrasikan berbagai sistem, senjata, dan sensor, asalkan tidak bergantung pada pabrikannya,” jelasnya.

Dia menambahkan bahwa perusahaan pemangku kepentingan proyek bertanggung jawab atas radar pendeteksi drone, rangkaian elektro-optiknya, konsol kontrol, kemampuan untuk mendeteksi ancaman dan menggunakan algoritma fusi terkait. Şişman mengatakan Havelsan menghapus tahap perantara dan memindahkan komponen tersebut ke sistem terintegrasi.

Menjelaskan bagaimana sistem beroperasi, dia menyebutkan, ketika sebuah UAV mendekat, radar kami mendeteksinya dan memperingatkan rangkaian elektro-optik. Suite elektro-optik mengunci dan mulai mengikuti target.  Sementara itu, sistem komando dan kontrol kami memberikan kesadaran situasional kepada pengguna dengan mengambil gambar target dan sistem elektro-optik.  

“Pada titik ini, anggota baru sistem, solusi UAV kamikaze yang disebut Fedai (Pengawal) disiagakan. Dikembangkan oleh perusahaan mitra kami Transvaro Fedai telah diuji. Setelah deteksi, geometri intersep dihitung oleh perangkat lunak perintah-dan-kontrol dan UAV kamikaze diluncurkan untuk melawan ancaman,” ucapnya.

Şişman menambahkan, drone kamikaze menggunakan target dan informasi identifikasi tertentu. Ia terbang sebentar dan mulai dengan memindai targetnya secara visual. Begitu menangkap targetnya dari jarak 40 meter, ia dapat menghancurkan satu UAV atau segerombolan UAV di lokasinya dengan meledakkan hulu ledaknya.

Dia menunjukkan, solusi seperti gangguan sinyal juga digunakan untuk melawan ancaman drone.  Şişman mengatakan ketika metode yang berbeda dan aplikasi hybrid digunakan, perangkat jamming bisa menjadi tidak efektif dan dalam hal ini, dimungkinkan untuk menggunakan kamikaze UAV Fedai.

Baca juga : Pasien yang Istrinya Paksa Dokter Berikan Ivermectin Wafat

Dalam satu atau dua bulan ke depan, dia mencatat, perusahaan akan menunjukkan kemampuan seluruh sistem. Mulai dari deteksi hingga penghancuran dalam sebuah skenario, termasuk menghancurkan UAV di udara dengan meluncurkan Fedai.

“Sistem tersebut memiliki arsitektur terbuka dan area aman yang akan disediakan akan diperluas tergantung pada jumlah sensor dan senjata yang terintegrasi,” tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement