UNJ Kukuhkan Guru Besar FMIPA dan FIP
Red: Fernan Rahadi
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kembali mengukuhkan guru besar, Kamis (7/10). Bertempat di Aula Latief Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika, Kampus A UNJ, dilangsungkan pengukuhan tiga Guru Besar UNJ yang berasal dari Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). | Foto: dokpri
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kembali mengukuhkan guru besar, Kamis (7/10). Bertempat di Aula Latief Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika, Kampus A UNJ, dilangsungkan pengukuhan tiga Guru Besar UNJ yang berasal dari Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).
Acara pengukuhan tiga Guru Besar UNJ ini dilaksanakan secara terbatas untuk yang luring dan diadakan secara hibrid. Untuk tamu dan keluarga yang hadir secara luring diwajibkan tes swab dan menerapkan protokol secara ketat. Sementara untuk yang daring disiarkan lewat kanal YouTube Edura TV.
Pada kesempatan ini, terdapat tiga guru besar yang dikukuhkan. Dua guru besar dari Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) dan satu guru besar dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Dari FMIPA ada dua orang yakni, Prof Ucu Cahyana dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Manajemen Pembelajaran Kimia dan Prof Muktiningsih, dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Biokimia. Sementara dari FIP terdapat Prof Edwita yang dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu Pendidikan Anak Usia Dini.
Kesempatan pertama orasi guru besar disampaikan oleh Prof Ucu Cahyana. Dalam orasi Ilmiahnya yang berjudul “Integrasi Framework Pedagogi pada Mobile Learning dalam Manajemen Pembelajaran: Alternatif Meningkatkan Literasi Sains”, ia memberikan sumbangsih pentingnya penguasaan dan peningkatan literasi sains bagi siswa melalui integrasi framework pedagogi pada mobile learning dalam manajemen pembelajaran. Menurut Prof Ucu, terdapat tiga alasan utama pentingnya hal ini, yaitu orientasi baru pendidikan ke depan akan sangat dipengaruhi oleh pengembangan pembelajaran berbasis teknologi digital, pemanfaatan mobile learning dalam pembelajaran sains, tidak akan berjalan efektif dan efisien, bila tidak didukung oleh framework pedagogi yang jelas dan sistem tata Kelola pendidikan yang baik, serta kebijakan pemerintah dalam pengembangan digitalisasi pendidikan harus didukung oleh berbagai kajian dan penelitian tentang bagaimana pemanfaatan teknologi digital dalam bidang pendidikan dapat terimplementasikan dengan baik, salah satunya adalah pemanfaatan teknologi mobile learning dalam proses pembelajaran sains di sekolah.
"Agar pemanfaatan teknologi mobile learning dapat terimplementasi dengan baik diperlukan sinkronisasi dan sinergi antara kebijakan makro di tingkat nasional dan kebijakan mikro di tingkat sekolah dalam rangka meningkatkan literasi sains siswa Indonesia," ungkap Prof Ucu.
Orasi berikutnya disampaikan oleh Prof Muktiningsih. Pada orasinya, Prof Muktiningsih mengetengahkan judul orasi ilmiah yang berjudul “Potensi Kit Pendeteksi Bakteri Penyebab Keracunan Pangan dalam Memperkuat Kemandirian Bangsa”. Menurutnya, kasus keamanan pangan terutama keracunan makanan (foodborne pathogen disease) sangat luas penyebarannya di Indonesia. Untuk itu, diperlukan metode pendeteksi yang tepat dengan sensitivitas dan spesifisitas tinggi. Terkait hal ini, Prof Muktiningsih telah menghasilkan delapan Kit pendeteksi bakteri penyebab keracunan pangan dengan pendekatan molekular.
"Kontribusi penting ini telah memperkaya khasanah keilmuan di bidang Biokimia dan memperkuat kemandirian bangsa, utamanya di bidang pangan," ujar Prof Muktiningsih.
Pada orasi terakhir disampaikan oleh Prof Edwita. Pada orasi ilmiahnya, Prof Edwita mengangkat judul “Media Literasi Budaya Hidup Sehat di Sekolah Dasar Kelas Awal”. Dalam orasinya ini, Prof Edwita menjelaskan pentingnya literasi hidup bersih dan sehat dilakukan sejak dini melalui media pembelajaran yang tepat dan efektif. Salah satunya melalui media flashcard dalam bentuk kartu gambar, kartu pantun, kartu cerita, dan kartu puisi hidup sehat.
"Secara mikro, pemanfaatan media flaschcard ini sangat sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar, di mana siswa masih dalam tahap operasional konkret. Sementara itu, secara makro melalui literasi budaya hidup sehat diharapkan tercipta generasi sehat, sekolah sehat, dan bangsa yang sehat," kata Prof Edwita.
Sementara itu dalam sambutannya, Rektor UNJ Prof Komarudin memberikan ucapan selamat kepada ketiganya atas kontribusi keilmuan dan pencapaian jabatan akademik tertinggi dalam dunia pendidikan. "Semoga dengan pengukuhan ini dapat memberikan motivasi dan spirit untuk terus berkarya, berkontribusi, memberi manfaat bagi UNJ, masyarakat, bangsa, dan negara. Ucapan selamat juga saya sampaikan kepada keluarga, kolega, guru, dan mitra para Guru Besar yang dikukuhkan hari ini," kata Prof Komarudin.