Jumat 08 Oct 2021 10:30 WIB

Belgia Kalah, Courtois: Saya Kecewa dan Frustrasi

Tiket final yang sudah di depan mata itu sirna.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Muhammad Akbar
 Penjaga gawang Belgia Thibaut Courtois membersihkan bola selama pertandingan sepak bola babak penyisihan grup B UEFA EURO 2020 antara Denmark dan Belgia di Kopenhagen, Denmark, 17 Juni 2021.
Foto: EPA-EFE/Friedemann Vogel / POOL
Penjaga gawang Belgia Thibaut Courtois membersihkan bola selama pertandingan sepak bola babak penyisihan grup B UEFA EURO 2020 antara Denmark dan Belgia di Kopenhagen, Denmark, 17 Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Kiper Belgia, Thibaut Courtois tak mampu menyembunyikan kekecewaan usai timnya dikalahkan Prancis 3-2 pada UEFA Nations League di Stadion Allianz, Turin, Jumat (8/10) dini hari WIB.

Pada babak pertama, Romelu Lukaku dan rekan-rekan unggul 2-0. Namun usai turun minum, situasi berbalik.

Tiket final yang sudah di depan mata itu sirna. Ia merasa timnya terlalu mudah memberikan gol untuk Les Bleus.

"Ini menyebalkan. Saya kecewa dan Frustrasi," tutur Courtois.

Tapi nasi sudah menjadi bubur. Penyesalan berlebihan bukan sebuah langkah solutif. Masih ada satu partai menunggu Belgia.

Courtois dan rekan-rekan akan menghadapi Italia pada perebutan tempat ketiga. Duel tersebut berlangsung di Stadion Allianz, Turin, Ahad (10/10) malam WIB.

Rasa kecewa yang sama juga disampaikan pelatih Roberto Martinez. "Pada babak kedua, kami sedikit emosional. Mungkin kami terlalu banyak berpikir tentang final. Kami tidak melakukan apa yang harus kami lakukan," kata Martinez, dikutip dari uefa.com.

Ia melihat anak asuhnya membiarkan kubu lawan kembali menemukan sentuhan terbaik. Situasi mulai terasa sulit bagi Belgia. Hasilnya tim Ayam Jantan berjaya.

Aksi impresif Die Roten Teufel dalam 45 menit awal, hilang tak berbekas. Penggawa Belgia, Yannick Carrasco turut bereaksi. Ia melihat timnya sangat nyaman menguasai permainan ketika dalam keadaan unggul.

Namun, mereka tidak konsisten menunjukkan performa seperti itu. Ia merasa pihaknya terlalu bermain di area sendiri. Alhasil, Prancis tak mendapat tekanan, dan justru lebih bebas berkreasi.

"Kami kehilangan ketenangan saat menguasai bola, untuk mencoba melukai Prancis lebih jauh," ujar Carrasco.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement