REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Resmi diluncurkan pada 17 Mei 2021, jaringan 5G di Indonesia baru dapat diakses oleh masyarakat di beberapa wilayah Jabodetabek saja. Jaringan 5G hadir dengan kecepatan data yang fantastis dan memiliki latensi rendah. Jaringan 5G merupakan jaringan seluler generasi kelima yang memiliki kecepatan lebih tinggi dari generasi 4G atau bisa dikatakan kecepatan transisi data 5G setara dengan Wi-Fi.
Namun, teknologi jaringan 5G, belum banyak diketahui oleh masyarakat, salah satunya oleh Yayasan Darussalam, Depok. Hal ini membuat dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) melakukan pengabdian masyarakat dalam bentuk sosialisasi Jaringan 5G, pada Sabtu (25/9) silam. Tim dosen yang terdiri dari Ela Nurela Sari, Rahmat Hidayat, Juniato Sidauruk, Endang Sri Palupi dan beberapa mahasiswa sukses menggelar sosialisasi secara daring lewat Zoom.
“Pada kenyataannya, kita dihadapkan dengan kondisi daring, semakin banyak kebutuhan akan akses internet yang lebih cepat dan stabil. Meskipun sekarang belum saatnya, tapi perlu bagi kita semua untuk memahami apa dan untuk siapa jaringan 5G,” ungkap Endang selaku tutor.
Menurutnya, kecepatan data yang ditawarkan oleh jaringan 5G layak digunakan di Indonesia, apalagi di kala pandemi saat ini, yang membuat berbagai kegiatan dilaksanakan secara daring. Kelebihan dari jaringan 5G ini adalah memiliki teknologi yang aman bagi manusia, hewan maupun tumbuhan, karena dirancang memiliki sedikit daya daripada generasi sebelumnya.
“Di Indonesia sendiri, Jaringan 5G disediakan oleh layanan operator Telkomsel dan Indosat Ooredoo, bukan tidak mungkin layanan operator lain juga akan menyusul untuk memberikan pelayanan jaringan 5G di Indonesia. Sehingga teknologi jaringan 5G bisa dinikmati oleh semua kalangan hingga ke pelosok daerah,” tutupnya.