REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed Al-Tayyeb dan Uskup Agung Canterbury Justin Welby menyerukan peningkatan kesadaran tentang pentingnya vaksin Covid-19. Menurut kantor Imam Besar, Kamis (7/10), keduanya mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan sejumlah masyarakat untuk divaksinasi.
Dalam pertemuan yang diadakan di Vatikan di sela-sela KTT "Iman dan Sains: Menuju COP26", kedua pemimpin agama itu menyerukan solusi praktis untuk memastikan distribusi vaksin yang adil, terutama untuk negara-negara Afrika yang paling miskin.
Selama pertemuan itu, Imam Besar dan Uskup Agung sepakat tentang perlunya menyebarkan kesadaran tentang perubahan iklim dan bahaya yang dihadapi planet bumi. Mereka juga mengungkapkan keprihatinan mereka bahwa pidato tentang isu tersebut belum diterjemahkan ke dalam tindakan nyata di lapangan.
Dilansir di Ahram Online, Jumat (8/10), Al-Tayyeb dan Welby juga menekankan konflik politik antara negara maju telah menyebabkan hilangnya hak di negara berkembang serta munculnya kembali konflik etnis. Mereka sepakat tentang perlunya memberdayakan para pemimpin agama untuk bekerja dengan para pemimpin dunia dan membawa perdamaian.
Pada kesempatan itu, Al-Tayyeb juga mengungkapkan kebahagiaannya melihat Welby kembali, tiga tahun setelah mengadakan program "The Youth Peacemakers" di bawah naungan Al-Azhar dan Canterbury Cathedral of Britain di London. Menurut Imam Besar Al-Azhar, program ini menciptakan kelompok pemuda yang mampu menghadapi tantangan.
Uskup Agung Canterbury Justin Welby mengatakan dia setuju dengan Sheikh Al-Tayyeb tentang perlunya melanjutkan program "Pemuda Pembuat Perdamaian". Welby tiba di Mesir untuk meresmikan sebuah provinsi baru untuk Gereja Anglikan, Kamis (7/10).
Welby akan meluncurkan Gereja Anglikan ke-41 di Provinsi Alexandria, yang dinamai sesuai posisi penting kota itu di dunia Kristen kuno. Upacara peresmian provinsi baru akan berlangsung di Katedral All Saints di Zamalek, Kairo, Jumat (8/10).
Provinsi Alexandria mencakup 10 negara, yakni Mesir, Libya, Tunisia, Aljazair, Mauritania, Chad, Ethiopia, Eritrea, Djibouti, dan Somalia. Mesir saat ini memimpin daerah tersebut.