Jumat 08 Oct 2021 15:05 WIB

Pomda Hidram yang Andalkan Gravitasi Air Sungai Diresmikan

Pangdam Udayana mengisiniasi pembangunan pompa hidram di Kabupaten Tabanan.

Rep: Antara/Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Forkopimda Bali meresmikan pompa hidram di Desa Tanguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, Kamis (7/10).
Foto: Dok Pendam Udayana
Forkopimda Bali meresmikan pompa hidram di Desa Tanguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, Kamis (7/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TABANAN -- Panglima Kodam (Pangdam) IX/Udayana, Mayjen Maruli Simanjuntak menginisiasi pemanfaatkan sumber air sungai untuk pertanian dan dikonsumsi. Melalui proses penuh rintangan, pompa hidram yang dibangun setahun tersebut di Desa Tanguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, akhirnya bisa diresmikan pada Kamis (7/10).

Pompa hidram itu nantinya bisa mengairi areal pertanian yang mencapai 220 hektare di Kecamatan Selemadeg Timur, khususnya di Subak Lanyah Delod. Pembangunan pompa hidram tersebut memanfaatkan sumber tenaga gravitasi air sungai, dan baru pertama kali diciptakan dalam sejarah di Indonesia ini, diresmikan, kemarin.

Peresmian pompa hidram berkapasitas 72 liter per detik itu juga dihadiri Gubernur Bali I Wayan Koster, Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danuputra, Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, para tokoh masyarakat, hingga warga kampung. Pencapaian Kodam Udayana itu pun mendapat apresiasi dari Forkopimda Bali.

Gubernur I Wayan Koster mengapresiasi pencapaian Pangdam Udayana, yang menginisiasi pembangunan pompa hidram. Pasalnya, selama ia menjabat sebagai gubernur tiga tahun, belum mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat Tabanan, yang kesulitan mendapatkan air bersih. 

"Ke depannya kami akan masukan program ini di APBD agar pompa hidram bisa terus berjalan dan petani bisa tenang tanpa takut kekurangan air," kata Koster.

Bupati I Komang Gede Sanjayajuga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pangdam Udayana, yang menciptakan pompa hidram untuk membantu masyarakat, sebagai sumber mata air untuk pertanian dan lainnya.

Mayjen Maruli Simanjuntak mengemukakan, pengolahan pompa hidram hanya mengandalkan sumber gravitasi air sungai. Sehingga, pompa tidak membutuhkan aliran listrik untuk mengalirkan air ke lahan pertanian dan kebutuhan air bersih warga sekitar.

"Langkah ini sangat efisien dari segi pembiayaan dan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di atas sungai dan yang dulu susah untuk mendapatkan air bersih maupun untuk mengairi lahan pertanian yang luas," terang mantan Komandan Paspampres itu.

Pembangunan pompa hidram juga digencarkan Kodam Udayana di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hingga saat ini, sebanyak 150 pompa hidram telah terpasang dan mengalirkan air ke ladang serta rumah penduduk di sekitaran wilayah NTT. "Kami menargetkan bakal menyelesaikan 202 titik pompa hidram untuk memastikan warga di NTT mudah mendapatkan air bersih," ujar Maruli.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement