REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom senior Faisal Basri menyarankan pemerintah untuk memprioritaskan penggunaan mobil listrik untuk angkutan umum terlebih dahulu. Menurutnya penggunaan mobil listrik secara pribadi jika diprioritaskan terlebih dahulu belum tepat.
"Sekarang kan sudah dianggarkan APBN untuk target 10 ribu unit mobil listrik. Sebaiknya dihapus saja, kita utamakan untuk angkutan umum bukan sedan," kata Faisal dalam webinar Analisis Lingkungan Ekonomi dan Bisnis Terhadap Disrupsi di Sektor Transportasi, Jumat (8/10).
Dia menjelaskan, Indonesia dan negara G20 untuk urusan emisi rumah kaca termasuk memiliki kontribusi besar. Meskipun yang paling memiliki kontribusi besar yaitu China dan Amerika Serikat.
Sementara untuk Indonesia, Faisal menuturkan kontribusi penyebab terbesar emisi gas rumah kaca yakni aglikultur, kehutanan, dan pengggunaan lahan. Untuk itu, dia menyarankan prioritaskan dahulu penggunaan mobil listrik untuk angkutan umum, baru kemudian sepeda motor, lalu hybrid and plug in hybrid, dan electric car.
Dia menegaskan, hal tersebut lebih baik dilakukan untuk menyambut penduduk urban yang terus meningkat. "Penduduk Indonesia makin banyak di kota maka transportasi publik jadi nomor satu itu yang dihajar dari nol dari sekarang," jelas Faisal.