Jumat 08 Oct 2021 18:04 WIB

Bali Bangkit dari Pandemi, Upacara Ngaben Dilakukan Terbuka 

Upacara Ngaben menjadi salah satu tujuan yang banyak dicari oleh wisatawan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah warga mengiringi arak-arakan Wadah atau keranda hias yang berisi jenazah tokoh Puri Kawan Kesiman dalam prosesi upacara Ngaben di Denpasar, Bali. Upacara Ngaben bagi tokoh masyarakat yang biasanya melibatkan ratusan hingga ribuan warga tersebut, saat ini hanya diizinkan diikuti orang dalam jumlah sangat terbatas untuk mengurangi risiko penyebaran wabah Covid-19
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Sejumlah warga mengiringi arak-arakan Wadah atau keranda hias yang berisi jenazah tokoh Puri Kawan Kesiman dalam prosesi upacara Ngaben di Denpasar, Bali. Upacara Ngaben bagi tokoh masyarakat yang biasanya melibatkan ratusan hingga ribuan warga tersebut, saat ini hanya diizinkan diikuti orang dalam jumlah sangat terbatas untuk mengurangi risiko penyebaran wabah Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah mulai terkendali, beberapa sektor yang mengundang banyak orang pun perlahan mulai dibuka. Bali salah satunya. Upacara Ngaben yang dilakukan di area Pantai Matahari Terbit, Sanur, pada Jumat (8/10) dihelat dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Terkendalinya situasi pandemi memberikan peluang baru bagi 'Pulau Seribu Pura' itu untuk bangkit dengan masterpiece nya di bidang pariwisata. Upacara Ngaben menjadi salah satu tujuan yang banyak dicari oleh wisatawan, dan kini digelar dengan protokol kesehatan yang ketat.

Pemuka Agama sekaligus Satgas COVID-19 wilayah Sanur, Mangku Praja mengatakan proses upacara Ngaben selama pandemi Covid-19 sudah mengikuti aturan dari pemerintah. Sebelumnya, Pengabenan terhenti selama satu tahun lebih, kemudian diganti dengan kremasi terbatas di krematorium untuk menghindari keramaian.

"Ini untuk upacara ngaben di Sanur ini sudah dirancang satu tahun yang lalu, tapi karena pandemi berlanjut terus maka acara ini sampai tertunda dua kali," kata Mangku Praja di lokasi Ngaben, Sanur, Jumat (8/10).

Rencana pokok upacara Ngaben tersebut sebenernya tanggal 15 Agustus, tapi karena pandemi berlanjut maka upacar ditunda hingga Rabu (6/10). "Di dalam melaksanakan upacara di Sanur ini protokol kesehatan di Sanur sangat ketat sekali. Di tempat upacara baru masuk itu harus ada tempat cuci tangan, kedua ada hand sanitizer, ketiga setelah memuncaknya pandemi warga itu wajib mengikuti vaksinasi, kalau yang belum mengikuti vaksin tidak boleh masuk ke tempat acara," tutur Mangku Praja.

Untuk memeriksa status vaksinasi pengunjung, panitia upacara mengharuskan mereka melakukan scan QR Code PeduliLindungi di pintu masuk. Di samping itu, lanjut Mangku Praja, semua panitia yang tergabung dalam upacara tersebut telah dilakukan swab antigen sehari sebelum pelaksanaan dan penyemprotan disinfeksi tempat acara.

"Harapan saya dan masyarakat umumya di Sanur, saya mewanti-wanti menginginkan supaya masyarakat dalam menjalankan new normal tetap mengikuti protokol kesehatan dan selalau menjaga imun tubuh dalam hal menjaga kesehatan supaya pariwisata atau kehidupan di Bali bisa berjalan seperti semula," ucap Mangku Praja.

Salah satu pengunjung dari jakarta Yulia mengatakan upacara Ngaben tersebut merupakan upacara besar, tapi sekaligus dengan adanya pandemi harus tetap berusaha menjaga diri dengan memakai masker.

"Dan kebetulan saya lihat semuanya bermasker dengan benar dengan tertib," katanya.

Dia berharap, pandemi Covid-19 cepat berlalu dengan mematuhi protokol kesehatan. "Semoga pandemi cepat berlalu, kita semua harus patuhi peraturan dari pemerintah supaya ini cepat berlalu dan kita bisa kembali lagi menikmati liburan dengan lebih tenang lagi," ucap Yulia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement