REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengingatkan siswa untuk menjadi generasi yang berakhlakul karimah. Dia mengajak siswa untuk menerapkan prinsip etos kerja empat AS, yaitu keras, cerdas, tuntas, dan ikhlas.
"Dan jangan lupa kalian harus menjadi generasi yang berakhlakul karimah," kata Sandiaga saat mengikuti puncak milad ke-72 SMA Muhammadiyah (Muhi) 1 Yogyakarta secara daring di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (8/10).
Pada masa pandemi Covid-19 saat ini, kata Sandiaga, seluruh lapisan masyarakat lebih baik selalu berpikir kreatif. Dia menargetkan, siswa Muhi 1 Yogyakarta dapat berperan dalam kewirausahaan, karena memiliki penguasaan teknologi.
Pasalnya, kewirausahaan saat ini merupakan salah satu penopang terbesar perekonomian Indonesia. Termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang malah menyediakan lapangan kerja dan membangkitkan ekonomi umat.
"Untuk menjadi entrepreneur yang sukses dibutuhkan kreativitas, inovasi, dan kemampuan daya saing yang kuat. Jadilah kalian agen perubahan, bukan generasi rebahan, kuncinya adalah adaptasi, penguasaan teknologi dan kolaborasi," ujar Sandiaga.
Kepala Sekolah SMA Muhi 1 Yogyakarta, Herynugroho menuturkan, Muhi merupakan salah satu barometer sekolah swasta unggulan yang terus berinovasi. Selain itu, Muhi juga terus memaksimalkan proses pembelajaran sistem daring dan luring (blended learning) dalam rangka mendorong kemandirian, kreativitas, dan kesadaran belajar siswa.
Untuk menumbuhkan kemandirian, kreativitas, dan kesadaran belajar, kata Hery, selama pandemi Covid-19, pengelola sekolah melaksanakan berbagai program unggulan. Program tersebut, di antaranya dengan menuntut siswa menjadi entrepreneur muda. Dengan begitu, siswa mampu menghasilkan produk yang bernilai jual tinggi.
Langkah itu juga sebagai upaya untuk menghasilkan lulusan yang berdaya saing global. Selain itu, kata Hery, para siswa dibimbing guru membuat karya batik ecoprint.
"Pembuatan berbagai macam kerajinan dan pengolahan berbagai jenis makanan nusantara. Meskipun masih belajar dari rumah, namun para siswa tersebut tetap berkarya dan tugas dikumpulkan dalam bentuk video yang sangat kreatif," kata Hery.
Pihaknya juga memberikan bekal pelatihan kepada siswa terkait psikomotorik bahasa untuk berkomunikasi secara global. Pada bidang IT, sambung dia,, siswa juga diberikan pelatihan secara rutin tentang pemanfaatan berbagai media belajar online guna mendukung kelancaran proses pembelajaran.
Tidak hanya itu, siswa juga didorong untuk melakukan penelitian sesuai dengan minat masing masing. Dia berharap, melalui program itu dapat melahirkan gagasan yang tepat guna dan ilmiah.
"Sekolah juga menyelenggarakan pembelajaran Bahasa Inggris bersama Teachcast with Oxford yang membantu siswa untuk belajar komunikasi bahasa Inggris," ujar Hery.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, Gita Danupranata berpesan agar siswa selalu siap menghadapi perubahan dalam menghadapi globalisasi. Siswa diminta untuk menakar kemampuan diri masing-masing dalam menghadapi abad ke-21 yang berbasis teknologi. "Barangsiapa yang ingin menguasai dunia dan menguasai akhirat, maka harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Gita.