Jumat 08 Oct 2021 21:57 WIB

Tony Abbott Khawatir China akan Serang Taiwan Lebih Cepat

Abbot tuduh China menunjukkan permusuhan yang semakin besar terhadap Taiwan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan PM Australia Tony Abbott
Foto: ABC News
Mantan PM Australia Tony Abbott

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Mantan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott menyatakan kekhawatiran Beijing dapat menyerang dengan sangat cepat, di tengah meningkatnya ketegangan dengan Taiwan. Dia berpendapat bahwa Amerika Serikat (AS) dan Australia tidak dapat berpangku tangan.

Abbott mengunjungi Taipei untuk bertemu dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen pada Kamis (7/10). Dalam pidato di Forum Yushan pada Jumat (8/10), Abbot menuduh China menunjukkan permusuhan yang semakin besar terhadap Taiwan, melalui peningkatan serangan pesawat militer ke zona pertahanan udara Taiwan belum lama ini.

Baca Juga

"Kekuatan relatifnya mungkin telah mencapai puncak, dengan tingkat populasi (yang didominasi) kelompok lansia, ekonomi yang melambat, dan keuangan yang memburuk, sangat mungkin bahwa Beijing dapat menyerang dengan sangat cepat,” kata Abbott, dilansir The Guardian, Jumat (8/10).

Abbott mengatakan, AS tidak mungkin diam melihat Taiwan diserang oleh China. Dia juga menduga Australia mungkin akan bertindak jika China meningkatkan serangan terhadap Taipei. “Saya tidak berpikir Australia harus acuh tak acuh terhadap nasib sesama demokrasi yang berpenduduk hampir 25 juta orang,” ujar Abbot.

Abbot mengatakan, apabila genderang perang telah dibunyikan maka Australia akan mendukung keadilan dan kebebasan bagi semua orang. Menurutnya Taiwan harus membuat keputusan sendiri tentang masa depan mereka.

Jalan salah

Abbott mengatakan China telah mengambil jalan yang salah. Tindakan China telah menghidupkan kembali kelompok Quad yang terdiri dari AS, Jepang, India, dan Australia.   "Semakin agresif, semakin banyak lawan yang akan ditemukan," kata Abbot.

Abbott meminta pemerintah, termasuk Australia untuk mengajak Taiwan ke dalam kesepakatan perdagangan yang sekarang dikenal sebagai Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP). Abbott, yang ditunjuk tahun lalu sebagai penasihat Dewan Perdagangan Inggris, menyarankan agar tawaran China untuk bergabung dengan CPTPP harus diblokir sementara. Abbot berpendapat, Australia harus mengintensifkan patroli angkatan laut di Laut Cina Selatan, Laut China Timur dan Selat Taiwan.

“Cara terbaik untuk memastikan bahwa konflik yang tidak diinginkan dan akan menjadi bencana bagi semua orang (dapat dihindari) adalah dengan memberi tahu Beijing bahwa Taiwan punya teman," ujar Abbot.

Juru bicara Abbott mengatakan, mantan perdana menteri itu menggunakan uang pribadi untuk pergi ke Taiwan. Abbott juga tidak memberikan salinan pidatonya di Taiwan kepada pemerintah Australia. Juru bicara Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, menegaskan kembali bahwa Abbott melakukan perjalanan dalam kapasitas pribadi.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement