REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menyambut baik ratifikasi Turki atas kesepakatan iklim Paris 2015. Dia mengatakan Turki harus segera mempresentasikan rencana nasional negara tersebut untuk memerangi perubahan iklim.
"Saya berharap Turki untuk mempresentasikan rencana #ClimateAction nasional sesegera mungkin sejalan dengan komitmennya untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2053," kata Guterres di Twitter seperti dikutip laman Anadolu Agency, Jumat (8/10).
Pada Rabu (6/10), parlemen Turki meratifikasi Perjanjian Iklim Paris untuk berkontribusi pada upaya global melawan perubahan iklim. Pada 12 Desember 2015, para pihak dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim mencapai kesepakatan untuk memerangi perubahan iklim.
Konvensi juga sepakat untuk mencapai masa depan rendah karbon yang berkelanjutan di Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP21) di Paris. Perjanjian Paris, yang didefinisikan sebagai jembatan antara kebijakan saat ini dan netralitas iklim sebelum akhir abad ke-21, berupaya memperkuat respons global terhadap ancaman perubahan iklim dengan menghentikan kenaikan suhu rata-rata global lebih dari dua derajat Celcius di atas tingkat pra-industri selama abad berikutnya.
Perjanian Paris juga berupaya mengejar upaya untuk membatasi kenaikan suhu lebih jauh hingga 1,5 derajat Celcius jika memungkinkan. COP26 tahun ini dilangsungkan di Glasgow yang juga akan memaparkan komitmen negara-negara untuk memerangi perubahan iklim.