Sabtu 09 Oct 2021 04:03 WIB

Atalia Minta Orang Tua tak Halangi Anak yang Mau ke SMK

Orang tua jangan khawatir untuk memasukan anaknya ke SMK

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Siswa dibantu gurunya mengikuti Pendaftaran Peserta Didik Baru (?PPDB) secara online di SMPN 2 Ciamis, Jawa Barat, Rabu (9/6/2021). Dinas Pendidikan Jabar membuka tahapan pertama PPDB 2021 untuk tingkat SMA, SMK dan SLB, pada 7-11 Juni 2021 yang terdiri dari jalur afirmasi, prestasi, perpindahan orang tua, dan zonasi, dengan proyeksi kelulusan SMP negeri dan swasta sebanyak 777.506 siswa. A
Foto: Antara/Adeng Bustami
Siswa dibantu gurunya mengikuti Pendaftaran Peserta Didik Baru (?PPDB) secara online di SMPN 2 Ciamis, Jawa Barat, Rabu (9/6/2021). Dinas Pendidikan Jabar membuka tahapan pertama PPDB 2021 untuk tingkat SMA, SMK dan SLB, pada 7-11 Juni 2021 yang terdiri dari jalur afirmasi, prestasi, perpindahan orang tua, dan zonasi, dengan proyeksi kelulusan SMP negeri dan swasta sebanyak 777.506 siswa. A

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Ketua Tim Penggerak PKK Jabar yang juga Ketua Forum Bunda Anak Daerah, Atalia Praratya Kamil menilai semua anak lahir dengan berbagai potensi dan minat masing-masing. Jadi, saat menentukan sekolah sebaiknya orang tua mendengarkan keinginan anak. Misalnya, kalau anak ingin melanjutkan pendidikan ke sekolah kejuruan.

"Jangan halangi anak kita kalau mau masuk SMK. Orang tua jangan khawatir untuk memasukan anaknya ke SMK," ujar Atalia saat menjadi salah satu pembicara di acara Talkshow Pasti Unik dengan tema: Kenali anak-anak kita dan tingkatkan potensi Unik mereka yang digelar oleh SMK Pariwisata Telkom bekerja sama dengan Pandawa Bandung, Jumat (8/10).

Atalia menjelaskan sebagai Bunda Forum Anak Daerah, salah satu tugasnya adalah keliling ke daerah SMA/SMK.

"Saya terkejut saat keliling SMK di Jabar itu keren. Kenapa beda sama SMA negeri," katanya.

Atalia mengatakan, ia melihat potensi anak SMK luar biasa. Mereka, generasi yang disiapkan secara awal. Misalnya ada SMK jurusan Tata Boga maka disiapkan menjadi wirausaha atau jadi chef.

"Saya melihat yang diperlukan masa kini bukan  jenjang pendidikan tapi pengalaman. Jadi yang penting mereka dilatih sejak awal. Kalau pun harus jadi follower dulu jangan khawatir untuk ikut SMK," kata Atalia seraya mengatakan SMK di Jabar banyak sekali yang bisa dipilih sesuai minat dan bakat.

Menurut Atalia, orang tua harus membantu anaknya untuk anak mengembangkan potensi dirinya. Karena, dari hasil interaksi dirinya dengan remaja, mereka punya harapan, keinginan, dan cita-cita. Tapi, dalam perjalannya ada permasalahan karena yang dibutuhkan remaja adalah ruang untuk berekspresi. 

Sementara menurut Kepala Sekolah SMK Pariwisata Telkom, Kadhafiah Hilmi, banyak potensi anak yg belm tergali krn ketidak-tahuan remaja tersebut. Sehigga potensinya tak berkembang padahal anak memiliki potensi yang berbeda satu dengan lainnya.

"Potensi anak akan berkembang baik lkalau mrk mengetahui dan ada proses panjang dari orang tua untik mendorongnya,"  katanya.

Selain itu, kata dia, untuk pengembangan bakat dan minat remaja maka harus memberikan  kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi bakat dan minat anak.

"Kami SMK Pariwisata Telkom mewujudkan agar anak siap hidup di era 4.0. Dengan mengembangkan minat dan bakat mereka," katanya.

Menurut Ketua Puspaga Tim Pakar pandawa Siti Muntamah, Kota Bandung mendukung kota layak anak. Sehingga setiap keluarga harus memiliki konsep pola asuh dalam mengasuh anak. Memiliki edukasi keluarga dan anak-anak. 

Menurutnya, untuk anak-anak yang menginjak remaja kelas 5 ke atas, ada program pandawa (parenting digital keluarga). Di Pandawa ini, ada edukasi mengenal konsep diri, PHBS pola makan yang sehat dan konsep diri yg baik untuk remaja lawat program genre.

"Program Pandawa ini antusiasnya luar biasa," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement