Sabtu 09 Oct 2021 10:32 WIB

Ziarah ke Makam Pangeran Diponegoro, Ini Pesan Muzani 

Wakil Ketua MPR berpesan agar meneladani perjuangan Diponegoro

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Wakil Ketua MPR, Ahmad Muzani, berpesan agar meneladani perjuangan Diponegoro.
Foto: Dok Istimewa
Wakil Ketua MPR, Ahmad Muzani, berpesan agar meneladani perjuangan Diponegoro.

REPUBLIKA.CO.ID,  MAKASSARR—  Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani berziarah ke makam pahlawan nasional, Pangeran Diponegoro di Makassar pada Jumat (8/10). 

Cerita demi cerita terus disampaikan tentang perjuangan Pangeran Diponegoro di Pulau Jawa hingga ia diasingkan ke Makassar. "Dalam sejarah yang kita baca, perang Diponegoro adalah salah satu perang terbesar yang menyebabkan pemerintahan kerajaan Belanda bangkrut,” tutur dia.  

Baca Juga

Perang ini, kata dia, menelan korban yang besar dari kedua belah pihak, jadi perang yang paling besar, paling lama dengan perjuangan yang panjang. 

Dia menambahkan perlawanan dan perjuangan Pangeran Dipononegoro di tanah Jawa dalam melawan Belanda sangat luar biasa, sejak 1825 sampai 1830, selama 5 tahun tanpa henti berperang di tanah Jawa. 

Muzani mengatakan, sejarah ini yang kemudian oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ingin agar seluruh kader Gerindra meneladani perjuangan dan keteladanan para pahlawan kita, seperti halnya Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanudin, dan semua pahlawan nasional lainnya dalam memperjuangkan keadilan melawan penjajah pada masanya. Meski telah diasingkan, semangat perlawanan Pangeran Diponegoro tak pernah surut.  

"Itulah mengapa dalam setiap acara Partai Gerindra, kami selalu memasang foto-foto para pahlawan nasional, seperti Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanusin dan para pahlawan lainnya. Pak Prabowo selalu menyampaikan kepada kami bahwa para pahlawan yang wajahnya terpampang itu bukan sekadar penghias dinding dan ruangan, tapi kata Pak Prabowo ingin agar kita semua seluruh kader Gerindra bisa meneladani perjuangan mereka," ujar Muzani. 

Sekjen Gerindra itu pun berharap, agar seluruh kader Gerindra bisa melanjutkan cita-cita dan semangat perjuangan pahlawannya seperti Pangeran Diponegoro dalam setiap lembar sejarahnya. 

Generasi penerus, kata Muzani, harus memupuk semangat yang kuat untuk memperjuangkan Indonesia yang adil makmur dan sejahtera.   "Maka saya kira kita sebagai generasi penerus harus menghormati perjuangan para pahlawan. Ziarah yang dilakukan ini adalah bagian dari cara kami menghormati perjuangan beliau,” ujar dia.  

Harapannya, menurut dia, kita bisa meneladani dan meneruskan atas apa yang telah dirintis oleh para pahlawan itu. Inilah yang diharapkan  Pak Prabowo kepada kader-kader Gerindra untuk dapat memupuk semangat yang tinggi dalam membela kepentingan rakyat, bangsa, dan negara dalam setiap jabatan yang kita pikul. 

“Dengan demikian sehingga cita-cita perjuangan menjadikan Indonesia adil dan makmur sudah tercapai," tutup Ketua Fraksi Gerindra di DPR itu.   

Dalam kesempatan ini, Muzani bersama dengan sejumlah pengurus Gerindra seperti Ketua Gerindra Sulsel, Andi Iwan Aras dan jajaran anggota DPRD Sulsel lainnya, serta anggota Komisi IV DPR Azikin Sultan, anggota Komisi II DPR  Prasetyo Hadi dan sejumlah pengurus DPP Gerindra lainnya seperti Wasekjen Fauzi Badilah, diterima dan berdiskusi dengan salah satu keturunan Pangeran Diponegoro yakni Raden Hamzah Diponegoro.  

Muzani menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Raden Hamzah karena telah memberikan sambutan hangat dalam rangka ziarah DPP Partai Gerindra ke makam Pangeran Diponegoro.

Dalam kegiatan ziarah ini, makam Pangeran Diponegoro dan seluruh keterunanannya tampak terawat dan terjaga dengan baik. Selama satu jam Muzani dan jajaran DPP Gerindra berziarah ke makam Pangeran Diponegoro. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement