Sabtu 09 Oct 2021 12:05 WIB

Upaya Lintas Komunitas Berdayakan Ekonomi Berbasis Masjid

Bank Indonesia, ISYEF, dan ISEF bersepakat berdayakan ekonomi masjid

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Bank Indonesia, ISYEF, dan ISEF bersepakat berdayakan ekonomi masjid. Ilustrasi ekonomi masjid
Foto: Febrianto Adi Saputro
Bank Indonesia, ISYEF, dan ISEF bersepakat berdayakan ekonomi masjid. Ilustrasi ekonomi masjid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia Bekerja sama dengan Indonesian Youth Economic Forum (ISYEF) dan Rabu Hijrah menyelenggarakan kegiatan Talk show Pengusaha Bantu Usaha Masjid pada Rabu, (6/10) di Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam kesempatan ini juga dilaksanakan 'Kick-Off Gerakan Wakaf Produktif untuk 100 Usaha Masjid'. 

Di bawah naungan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang ke-8, kegiatan ini ditujukan agar masjid dapat memiliki fungsi yang lebih besar tidak hanya fungsi ibadah tetapi juga fungsi sosial dan ekonomi guna mendorong usaha-usaha dari masjid dan mengukuhkan peran pengusaha dalam mendorong kebangkitan ekonomi dari masjid. 

Baca Juga

Badan Ekonomi Syariah Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) turut berpartisipasi sebagai perwakilan dari kalangan pengusaha. 

"Ekonomi masjid ini bukan berarti membuat masjid menjadi bentuk perdagangan (usaha di dalam masjid), tetapi kami ingin ada komunitas-komunitas usaha milik pengurus masjid, remaja masjid yang usahanya memberikan dampak kepada masjid. Karena ekonomi syariah ini bukan wacana tetapi harus menetes dan bermanfaat," kata Kepala DEKS BI, M Anwar Bashor, dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id. 

Perjalanan ISYEF membangun usaha dari masjid telah dimulai dari 2018 dengan ISYEF Point sebuah cafe container di Masjid Cut Meutia, ISYEF Farm, sebuah peternakan berbasis masjid di Masjid Al-Mujahidin, Gunung kidul Yogyakarta, dan Pelatihan wirausaha berbasis masjid (ISYEFPreneur) yang saat ini telah memiliki 55 usaha masjid binaan. 

"Indonesia bukanlah negara pertama yang menerbitkan sukuk. Kita baru mulai pada 2008, tetapi alhamdulillah hingga saat ini sudah 13 tahun sejak pemerintah menerbitkan sukuk dengan nilai 1.900 Triliun,” tutur dia. 

Dana sebesar itu, kata dia, pemerintah gunakan untuk mensupport APBN termasuk pembiayaan infrastruktur seperti bangunan universitas hingga rumah sakit. 

“Saat ini melalui sukuk Indonesia telah menerima 44 penghargaan internasional dengan menjadi top of mind sukuk di dunia. Saya rasa cash waqf link sukuk ini bisa menjadi alternatif produk untuk mendorong usaha-usaha dari masjid, yang mana nanti nilai manfaat wakafnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur usaha masjid," ucap Direktur Pembiayaan Syariah Kemenkeu, Dwi Irianty Hadiningdyah. 

Setelah kegiatan talk show berlangsung, dilaksanakan kick off gerakan Wakaf Produktif untuk 100 usaha masjid yang di simbolkan dengan penandatanganan komitmen oleh keempat narasumber. 

Adapun kegiatan ini merupakan kegiatan awal dalam upaya mendorong ekonomi masjid yang akan berlanjut pada 19 Oktober dan 28 Oktober 2021 di Masjid Istiqlal Jakarta.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement