Sabtu 09 Oct 2021 15:38 WIB

Kasus Covid di Singapura Meledak, Tingkat Rawat Inap Naik

Tingkat rawat inap tempat tidur isolasi Covid di rumah sakit Singapura meningkat

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Tingkat rawat inap tempat tidur isolasi Covid-19 di rumah sakit Singapura selama Oktober karena lonjakan kasus. Ilustrasi.
Foto: AP
Tingkat rawat inap tempat tidur isolasi Covid-19 di rumah sakit Singapura selama Oktober karena lonjakan kasus. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Tingkat rawat inap untuk tempat tidur isolasi Covid-19 di rumah sakit Singapura telah meningkat menjadi 85 persen pada Oktober. Kasus Covid-19 di negara tersebut juga tetap mengalami peningkatan rata-rata 3.000 kasus per hari selama beberapa hari belakangan hingga Jumat (8/10).

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mencatat, tingkat rawat inap rumah sakit naik 62 persen pada Juli. Untuk menangani kekurangan tempat tidur, Pemerintah Singapura telah bekerja sama dengan rumah sakit umum, komunitas, dan swasta untuk menyediakan lebih banyak tempat tidur untuk pasien Covid-19.

Baca Juga

Selama tiga bulan terakhir, jumlah tempat tidur Covid-19 telah meningkat dari 900 menjadi 2.500. Sekitar 170 di antaranya adalah tempat tidur di ICU, sementara 100 tempat tidur lainnya dapat digunakan untuk menangani kasus ICU dalam waktu singkat.

"Pada saat yang sama, rumah sakit diminta untuk memprioritaskan sumber daya untuk pasien Covid-19 dengan mengurangi operasi dan janji temu yang tidak terlalu mendesak,” kata MOH seperti dikutip laman Channel News Asia, Sabtu (9/10).

"Rumah sakit kami telah mengurangi perawatan yang tidak mendesak dan tidak mengancam jiwa, menunda sekitar 20 persen dari total beban reguler mereka, untuk mengurangi tekanan pada kapasitas dan tenaga kerja mereka," ujar MOH menambahkan.

Periode waktu infeksi juga tercatat berlipat ganda dari enam menjadi delapan hari tiga pekan lalu, menjadi sekitar 10 hingga 12 hari sekarang. Oleh karenanya, beban kasus harian yang besar telah menempatkan kekhawatiran yang signifikan pada sistem perawatan kesehatan Singapura.

 

"Kendala sumber daya utama yang sekarang kita hadapi adalah tenaga kesehatan kita," kata MOH. Lembaga kesehatan publik dan penyedia layanan kesehatan swasta telah memindahkan staf dan merekrut tenaga kerja tambahan jangka pendek untuk meningkatkan tempat tidur.

Menurut MOH, selama tiga bulan terakhir telah terjadi peningkatan delapan kali lipat dalam jumlah pasien yang mencari perawatan medis di unit gawat darurat setelah dinyatakan positif Covid-19. Banyak dari pasien ini dirawat, sebagian besar untuk observasi pencegahan.

Karena itu, waktu tunggu untuk pasien non-Covid-19 di rumah sakit umum, dari unit gawat darurat hingga masuk, meningkat sebesar 34 persen dari Juli hingga September. Kementerian Kesehatan juga mengatakan ini sebagian karena lebih sedikit tempat tidur yang tersedia untuk pasien non-Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement