Ahad 10 Oct 2021 02:00 WIB

Peneliti Australia: Batik Menginspirasi Motif Banyak Negara

Pengaruh batik terasa di banyak negara, seperti India, Afrika, Eropa, dan Australia.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Perajin membatik pada kain katun saat pameran batik di Kediri Town Square, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (2/10/2021). Batik telah menginspirasi pengembangan motif dunia.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Perajin membatik pada kain katun saat pameran batik di Kediri Town Square, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (2/10/2021). Batik telah menginspirasi pengembangan motif dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batik memiliki kontribusi yang sangat besar bagi dunia sejak berabad-abad lalu. Menurut Maria Wronska-Friend dari James Cook University di Australia, pengaruh batik, contohnya batik Jawa, tak hanya terasa di wilayah Nusantara, tetapi juga meliputi India, Afrika, Eropa, serta Australia.

Maria menyebut motif "parang rusak" sebagai salah satu contohnya. Perempuan yang sudah meneliti batik jawa selama 30 tahun ini mengatakan, motif "parang rusak" dari Jawa Tengah telah menginspirasi motif "the fan" yang diproduksi oleh Vlisco di Belanda.

Baca Juga

"Sebelum tahun 1913, di Manchester terdapat West-Africa batik yang motifnya terinspirasi dari batik Jawa," ungkap Maria dalam seminar internasional mengenai batik yang diselenggarakan oleh kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra dalam rangka merayakan Hari Batik Nasional melalui siaran pers yang dikutip Republika.co.id, Sabtu (9/10).

Di India, menurut Maria, penyair besar bernama Rabindranath Tagore sudah mengenakan batik Jawa pada 1929. Ini menunjukkan betapa batik jawa sudah mendunia sejak lama.

Hal yang senada juga disampaikan oleh Yan Yan Sunarya dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Pria yang dikenal sebagai Doktor Batik ini menjadikan batik Sunda sebagai contoh. Menurut Yan Yan, batik Sunda merupakan kekayaan khas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

"Batik merupakan kumpulan dari kekayaan pengetahuan, keragaman keindahan, dan sekaligus merupakan identitas nasional untuk menghormati manusia dan pencapaian budayanya," jelas Yan Yan.

Berdasarkan penelitiannya terhadap batik Sunda, Yan Yan mengatakan, wilayah Sunda telah familiar dengan produksi batik sejak abad ke-16. Yan Yan mengatakan, banyak ahli yang menyatakan bahwa batik Sunda pada awalnya terpengaruh oleh batik Jawa. Namun, seiring dengan perkembangannya, batik Sunda memiliki karakter spesifik yang berbeda.

"Batik Sunda memiliki karakter spesifik yang berbeda, seiring dengan perkembangan nilai dan budaya Sunda yang memiliki perbedaan dengan Jawa," ungkap pria yang juga merupakan dosen ITB tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement