REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Hotel Trump DC milik mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan mengalami kerugian lebih dari 70 juta dolar AS (Rp 997 miliar) selama empat tahun masa kepresidenan Trump. Informasi ini termuat dalam rilis komite House Oversight yang diungkap oleh penyelidik Kongres, Jumat (8/10) waktu setempat.
Komite Pengawasan dan Reformasi House AS mengatakan hotel mewah yang hanya beberapa blok dari Gedung Putih itu mengalami kesulitan sehingga Organisasi Trump harus menyuntikkan 27 juta dolar AS dari bisnisnya yang lain. Laporan juga menyebut perusahaan Trump mendapat perlakuan istimewa dari pemberi pinjaman besar untuk menunda pembayaran pada pinjaman 170 juta dolar AS.
Komite mengatakan kerugian itu terjadi meskipun ada pendapatan sekitar 3,7 juta dolar AS dari pemerintah asing. Padahal dana ini menurut pakar etika seharusnya ditolak oleh Trump, sebab menimbulkan konflik kepentingan dalam perannya sebagai presiden.
Organisasi Trump mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa temuan komite yang dipimpin Demokrat menyesatkan dan salah. Pihaknya menegaskan tidak menerima perlakuan khusus dari pemberi pinjaman.
"Laporan ini tidak lebih dari pelecehan politik yang berkelanjutan dalam upaya putus asa untuk menyesatkan publik Amerika dan mencemarkan nama baik Trump dalam mengejar agenda mereka sendiri," kata perusahaan itu.
Dokumen-dokumen dari komite merupakan pengungkapan publik pertama dari laporan keuangan yang diaudit dari hotel. Laporan menunjukkan kerugian besar meskipun ada bisnis yang cepat dari pelobi, bisnis, dan kelompok Republik saat Trump masih menjabat.
"Dugaan penundaan pinjaman oleh Deutsche Bank kepada presiden adalah perlakuan istimewa yang dirahasiakan yang seharusnya dilaporkan oleh presiden karena bank tersebut memiliki bisnis besar di AS," kata komite itu dalam sebuah surat kepada Administrasi Layanan Umum (GSA), badan federal mengawasi hotel.
Hotel ini disewakan oleh pemerintah federal kepada Trump Organization. "Dokumen-dokumen itu menimbulkan pertanyaan baru dan meresahkan tentang sewa mantan presiden Trump dengan GSA dan kemampuan agensi untuk mengelola konflik kepentingan mantan presiden selama masa jabatannya ketika dia secara efektif berada di kedua sisi kontrak, sebagai pemilik dan penyewa," tulis ketua bersama komite Demokrat, Carolyn Maloney dari New York dan Gerald Connolly dari Virginia.
GSA tidak segera menanggapi permintaan komentar. Deutsche Bank mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa komite membuat beberapa pernyataan yang tidak akurat tentang perjanjian pinjaman. Meski begitu pihak bank menolak untuk menjelaskan dengan alasan masalah privasi pinjaman.
Surat komite kepada GSA mengatakan kerugian hotel bertentangan dengan gambaran kesuksesan finansial yang berlebihan yang digambarkan presiden dalam laporan pengungkapan keuangan pribadi yang dia kirim ke agen etika federal setiap tahun. Akan tetapi laporan-laporan itu hanya membutuhkan pendapatan yang akan diungkapkan, bukan keuntungan.