Sabtu 09 Oct 2021 21:58 WIB

Pengunjung Taman Gajah Bandar Lampung Dianiaya Anak Punk

Pengunjung Taman Gajah Riki Wijaya dipaksa berikan uang dan dianiaya

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas memeriksa anak punk saat terjaring razia (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Petugas memeriksa anak punk saat terjaring razia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pengunjung Taman Gajah pusat Kota Bandar Lampung mendapat penganiayaan segerombolan anak punk, yang sebelumnya memaksa meminta sejumlah uang kepada Riki Singgih Wijaya (31 tahun), pada Jumat (8/10) malam. Riki tersungkur di jalan, setelah sejumlah anak punk mengeroyoknya tanpa mendapat bantuan dari warga setempat.

Riki, korban pengeroyokkan anak punk tersebut melaporkan kejadian tersebut ke Mapolresta Bandar Lampung, Sabtu (9/10). Laporan diterima petugas jaga SPKT dengan nomor LP/B/2269/X/2021/SPKT/Polresta Bandar Lampung. Kasat Reskrim Polresta Bandar Lmapung Kompol Devi Sujana membenarkan laporan korban ke polisi.

Setelah laporan diterima, anggota polisi mendatang lokasi kejadian dan melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara. "Korban sudah melaporkan kepada polisi, dan juga memberikan keterangan," kata Kompol Devi Sujana.

Saat ini, selain meminta keterangan saksi korban, juga meminta keterangan dari saksi-saksi lainnya melihat kejadian tersebut, untuk melengkapi berkas acara penyelidikan. Keterangan saksi untuk memperkuat pengungkapan pelaku dan motifnya, sehingga terjadi kekerasan terhadap korban selaku pengunjunga Taman Gajah.

Menurut Riki, warga Gang Walet, Kemiling, Bandar Lampung, ia bersama istri berkunjung ke Taman Gaja, di kawasan Enggal, Tanjungkarang Pusat, Jumat malam sekira pukul 23.00. Saat berada di taman hiburan rakyat tersebut, ia ingin membeli air mineral, namun terdapat seorang anak punk yang meminta uang kepadanya Rp 5.000. Karena permintaannya memaksa, korban tidak memberinya. Pelaku menjauh dari korban bersama istrinya.

Tak lama, pelaku mendatangi lagi korban dan memaksa meminta uang lagi. Korban tetap tidak mengabulkannya karena sikap dan tindakan pelaku yang memaksa tersebut. Akhirnya korban dikeroyok segerombolan anak punk tersebut.

"Saya sudah tidak berdaya, tidak ada yang menolong. Padahal, banyak orang," kata Riki. Sedangkan istrinya juga sudah berteriak minta tolong kepada orang sekitar, termasuk pedagang di sana, juga tidak ada yang berani.

Saat menganiaya korban, pelaku menggunakan rantai dan peralatan lainnya, sehingga membuat warga sekitar tidak berani melerai perkelahian tidak seimbang tersebut. Korban berharap pelaku dan gang punk-nya ditangkap, agar tidak berulang kejadian serupa.

Warga berharap petugas keamanan berjaga di Taman Gajah, setelah taman tersebut sudah boleh dikunjungi warga. "Sekarang memang sudah tidak nyaman lagi berkunjung di Taman Gajah malam hari. Banyak orang tidak jelas, mengamen tapi maksa, kalau tidak diberi mengancam. Tolong polisi merazia di Taman Gajah," kata Lina, warga Kemiling, Bandar Lampung. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement