REPUBLIKA.CO.ID, BELGRADE -- Ketika regulator Rusia menyetujui vaksin virus corona untuk penggunaan dalam negeri, itu adalah momen kebanggaan nasional. Hanya saja, Sputnik V belum mendapatkan pengakuan internasional termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sehingga warganya singgah ke Serbia.
Dipuji oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai vaksin Covid-19 terdaftar pertama di dunia, Sputnik V muncul pada Agustus 2020 dan telah disetujui di sekitar 70 negara termasuk Serbia. Namun, WHO mengatakan persetujuan global masih dalam peninjauan setelah mengutip masalah di pabrik produksi beberapa bulan lalu.
Asisten direktur jenderal WHO Mariangela Simao mengatakan rintangan lain tetap ada untuk aplikasi Rusia. Salah satunya kurangnya informasi ilmiah lengkap dan inspeksi lokasi manufaktur.
Selain dari WHO, Sputnik V juga masih menunggu persetujuan dari European Medicines Agency sebelum semua pembatasan perjalanan dapat dicabut untuk orang yang divaksinasi dengan formula Rusia. Penantian panjang telah membuat frustrasi banyak orang Rusia. Jadi ketika WHO mengumumkan penundaan lagi pada September, mereka mulai mencari solusi di tempat lain.
“Orang tidak mau menunggu, orang harus bisa masuk ke Eropa karena berbagai alasan pribadi. Beberapa memiliki kerabat. Ada yang punya bisnis, ada yang kuliah, ada yang bekerja. Beberapa hanya ingin pergi ke Eropa karena merindukannya," kata juru bicara agen tur Russky Express di Moskow, Anna Filatovskaya.
Serbia menjadi tempat untuk warga Rusia mendapatkan vaksin yang diterima oleh dunia. Negara bukan anggota Uni Eropa ini adalah pilihan yang nyaman bagi orang Rusia yang mencari vaksin karena mereka dapat memasuki negara sekutu Balkan tanpa visa. Negara itu menawarkan berbagai pilihan suntikan vaksin buatan Barat.
“Untuk Serbia, permintaan telah tumbuh seperti longsoran salju. Seolah-olah semua yang dilakukan perusahaan kami akhir-akhir ini adalah menjual tur ke Serbia," kata Filatovskaya.