REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Presiden Tunisia Kais Saied memberhentikan Direktur Jenderal Perusahaan Kereta Api Nasional (SNCFT), Belkacem Taya pada Jumat (8/10). Taya dipecat. Pemecatan dilakukan setelah terjadi tabrakan dua kereta api di Tunis.
Pada Kamis (7/10) malam, dua kereta api saling bertabrakan di pinggiran selatan Tunis. Kecelakaan tersebut melukai 36 penumpang. Sebuah pernyataan singkat oleh kepresidenan Tunisia menyatakan, presiden akan menunjuk direktut jendral baru SNCFT setelah pembentukan pemerintah. Namun kantor presiden tidak memberikan tanggal atau detail spesifik terkait penunjukkan tersebut.
Dilansir Middle East Monitor, Ahad (10/10), setelah kecelakaan fatal itu, Direktur Komunikasi SNCFT, Hassan Miadi, mengatakan, orang-orang yang terluka langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Perusahaan telah memulai penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan, dan menentukan pihak mana yang bertanggung jawab.
Menurut statistik perusahaan, Tunisia mencatat sekitar 100 kecelakaan kereta api setiap tahun. Sebagian besar terjadi di persimpangan rel kereta api dan jalan raya.
Presiden Saied telah mengesampingkan sebagian besar konstitusi 2014, dengan memecat perdana menteri, menangguhkan parlemen, dan mengambil alih otoritas eksekutif. Krisis politik telah membahayakan demokrasi yang dimenangkan Tunisia dalam revolusi 2011 yang memicu Arab Spring. Krisis juga telah memperlambat upaya untuk mengatasi ancaman mendesak terhadap keuangan publik, yang mengkhawatirkan para investor.