REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Kanselir Austria, Sebastian Kurz, pada Sabtu (9/10) mengumumkan pengunduran dirinya karena diduga terlibat korupsi. Kurz mengatakan, dia mengundurkan diri untuk menyelamatkan koalisi pemerintah dan mencegah kekacauan.
“Kami membutuhkan stabilitas. Saya tidak akan membiarkan Austria tergelincir ke dalam kekacauan, sementara anggota Uni Eropa lainnya sedang memerangi pandemi," ujar Kurz, dilansir Aljazirah, Ahad (10/10).
Kurz menunjuk Menteri Luar Negeri Alexander Schallenberg sebagai kanselir baru. Sementara Kurz akan tetap sebagai pemimpin Partai Rakyat (OVP) dan anggota parlemen.
Pada Rabu (6/10), jaksa menggerebek beberapa lokasi yang terkait dengan OVP. Jaksa mengumumkan, Kurz dan sembilan orang lainnya sedang diselidiki atas tuduhan menggunakan uang negara dalam kasus suap, dan pelanggaran kepercayaan.
Kurz dan sembilan orang lainnya dituding melakukan kesepakatan untuk memastikan liputan media menayangkan citra positif pemerintah. Kurz telah membantah tuduhan tersebut. Dia mengatakan, tuduhan terhadap dirinya tidak berdasar. “Saya bisa mengklarifikasinya. Saya yakin tentang itu," kata Kurz.
Jaksa menduga Kementerian Keuangan yang dipimpin konservatif menyuap jajak pendapat untuk melakukan manipulasi data, dan liputan yang menguntungkan Kurz untuk diterbitkan di surat kabar. Tindakan itu dilakukan pada 2016, ketika Kurz berusaha mengambil alih sebagai pemimpin partai.
Kurz merupakan seorang bintang di kalangan konservatif Eropa yang dikenal karena garis kerasnya terhadap imigrasi. Kurz yang berusia 35 tahun, menjadi salah satu pemimpin termuda di benua itu pada 2017, ketika dia membentuk koalisi dengan Partai Kebebasan sayap kanan yang runtuh dalam skandal pada 2019.
Sejauh ini, Kurz tidak tertandingi sebagai pemimpin OVP. Dia diangkat kembali pada Agustus dengan dukungan 99,4 persen. Analis politik Thomas Hofer mengatakan, Kurz masih tetap berkuasa di OVP meski mengundurkan diri sebagai kanselir.
"Pengunduran diri ini bukan pengunduran diri yang sebenarnya. Ini (secara resmi) merupakan langkah mundur ke baris kedua, tetapi kekuatan di dalam tim pemerintah OVP masih terletak pada Sebastian Kurz," ujar Hofer.
Hofer mengatakan, langkah Kurz yang menunjuk Schallenberg sebagai penggantinya tidak akan berdampak signifikan dalam pemerintahan. Schallenberg adalah orang kepercayaan Kurz. Schallenberg kemungkinan tetap akan berkonsultasi dengan Kurz dalam mengambil kebijakan.
“Tentu saja dia tidak akan melakukan apa pun tanpa persetujuan Kurz. Dia adalah salah satu orang kepercayaan terdekat Kurz,” kata Hofer.