Ahad 10 Oct 2021 19:25 WIB

China Desak AS Batalkan Tarif Dagang

Amerika dan China sepakat menciptakan kondisi bagi pembangunan ekonomi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Bndera Amerika ditampilkan bersama dengan bendera Cina. ilustrasi
Foto: AP / Andy Wong
Bndera Amerika ditampilkan bersama dengan bendera Cina. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- China mengatakan akan menekan Amerika Serikat (AS) untuk mencabut tarif dagang dalam pertemuan perwakilan perdagangan dua negara. Sementara, Amerika menilai pertemuan tersebut dapat menjadi tes hubungan bilateral dua perekonomian terbesar di dunia.

Pertemuan antara Perwakilan Perdagangan AS Katherine Tai dan Wakil Perdana Menteri Cina Liu He digelar secara daring. Sebelumnya, Tai mengatakan ia mengharapkan pembicaraan 'jujur' dan meminta komitmen China pada hasil negosiasi perdagangan 'Tahap I' yang dicapai dengan pemerintahan Presiden Donald Trump.

Baca Juga

"Pihak China menegosiasikan pembatalan tarif dan sanksi dan mengklarifikasi posisinya dalam model pembangunan ekonomi dan kebijakan industri Cina," kata kantor berita Xinhua, Ahad (10/10).

Kantor perwakilan dagang AS mengatakan, Tai berniat menggunakan pembicaraan kedua antarperwakilan dagang itu untuk menguji apakah keterlibatan bilateral dapat mengatasi keluhan AS atas praktek subsidi dan perdagangan China.

"Duta Besar Tai dan Wakil Perdana Menteri Liu meninjau implementasi Perjanjian Perdagangan dan Ekonomi China-AS dan sepakat kedua belah pihak akan berkonsultasi mengenai isu-isu tertentu," kata perwakilan dagang AS dalam pernyataannya.

Xinhua mengatakan, kedua belah pihak 'mengungkapkan keprihatinan utama mereka dan sepakat untuk menyelesaikan keprihatinan masing-masing melalui pembicaraan'.

"Kedua belah pihak sepakat melanjutkan komunikasi dengan pendekatan setara dan saling menghormati dan menciptakan kondisi bagi pembangunan ekonomi dan perdagangan yang sehat antara dua negara dan memulihkan perekonomian dunia," tambahnya.  

 

 

Umroh plus wisata ke mana nih, yang masuk travel list Sobat Republika di Tahun 2024?

  • Turki
  • Al-Aqsa
  • Dubai
  • Mesir
  • Maroko
  • Andalusia
  • Yordania
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
مَآ اَفَاۤءَ اللّٰهُ عَلٰى رَسُوْلِهٖ مِنْ اَهْلِ الْقُرٰى فَلِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ كَيْ لَا يَكُوْنَ دُوْلَةً ۢ بَيْنَ الْاَغْنِيَاۤءِ مِنْكُمْۗ وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۘ
Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.

(QS. Al-Hasyr ayat 7)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement