Pemuda Diharap Ambil Bagian dalam Pemulihan Ekonomi Jatim
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pemuda Diharap Ambil Bagian dalam Pemulihan Ekonomi Jatim (ilustrasi). | Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak memyatakan, pemuda merupakan salah satu harapan untuk pemulihan perekonomian Jawa Timur di tengah pandemi Covid-19 berkepanjangan.
Apalagi, kata dia, jumlah kaum milenial tercatat sebanyak 25,87 persen dari 270,20 juta penduduk Indonesia berdasarkan sensus 2020. Sedangkan generasi Z tercatat sebanyak 27,94 persen dari total penduduk tanah air.
"Anak muda merupakan kaum produktif saat ini. Jadi mereka adalah lokomotif pertumbuhan Jawa Timur yang berkontribusi dalam stabilitas perekonomian. Jadi mereka inilah yang harus jadi pusat fokus kita," kata Emil, Senin (11/10).
Emil mengatakan, sektor yang berpotensi meningkat di tengah pandemi Covid-19 adalah tekstil, kimia, farmasi, dan alat kesehatan. Kudiam makanan dan minuman, elektronik, jasa telekomunikasi, serta jasa logistik. Benerapa sektor semestinya bisa dimanfaatkan para generasi muda untuk turut berkonteibusi memajukan ekonomi Jatim, dan Indonesia pada umumnya.
"Terutama elektronik dan digitalisasi sistem. Ini yang jadi primadona di kalangan anak muda karena dengan modal sedikit berupa internet dan smartphone, seseorang bisa sangat produktif dan menggaet target pasar juga komunitas yang loyal," ujarnya.
Emil mengaku, Pemprov Jatim telah memfasilitasi para generasi muda untuk mengambil bagian dalam upaya memajukan ekonomi. Di amtaranya melalui program Millenial Job Center (MJC) yang disediakan di 5 Bakorwil dan telah mewadahi sedikitnya 2.648 para pemuda pada 2020. Kudiam ada juga Dream Team Science Techno Park yang mewadahi pembentukan start-up potensial.
"Di dalamnya nanti ada pembinaan riset produk komoditas unggulan, fasilitas pemantapan produk, teknis, komersial, dan pembiayaan sehingga anak muda bisa siap dan memiliki cukup pengetahuan," kata Emil.
Emil berharap, lewat program tersebut, mahasiswa dan anak muda dapat mewarnai perkembangan ekonomi Jawa Timur. Baik dalam keikutsertaannya di lapangan kerja, atau dengan mempelajari dan mengembangkan tren yang ada.
"Pemerintah memang sudah berupaya keras untuk memulihkan perekonomian. Tapi tetap dibutuhkan suara anak muda untuk perbaikan," ujarnya.