Selasa 12 Oct 2021 16:42 WIB

Kemarahan Warga Palestina Usai Penghancuran Makam Bersejarah

Pemakaman Yousefiyah menjadi target pemerintah Israel selama bertahun-tahun.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Kemarahan Warga Palestina Usai Penghancuran Makam Bersejarah. Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. (ilustrasi)
Foto: EPA/Atef Safadi
Kemarahan Warga Palestina Usai Penghancuran Makam Bersejarah. Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ketegangan meningkat lagi di Yerusalem yang diduduki setelah otoritas Israel menghancurkan pemakaman bersejarah di luar kota tua pada Ahad malam (10/10). Kuburan bersejarah bernama Pemakaman Yousefiyah kemungkinan berasal dari abad ke-12 yang terletak dekat tembok bersejerah Yerusalem.

Pemerintah kota Yerusalem Israel dan Otoritas Alam Israel menghancurkan makam tua dan menggali mayat. Warga Palestina yang berkumpul di tempat itu setelah mayat pertama muncul berusaha menghentikan buldoser dengan mengadakan protes dan doa di lokasi. Kemudian, polisi Israel menutup daerah itu dan memaksa warga Palestina keluar.

Baca Juga

Pemakaman Yousefiyah telah menjadi target utama upaya permukiman Israel dalam beberapa tahun terakhir. Otoritas Alam Israel memasukkan pemakaman itu ke dalam rencana yang lebih besar untuk taman hiburan Toratic.

Pada 2014, otoritas Israel melarang warga Palestina menggunakan bagian utara kuburan dengan memindahkan sekitar 20 kuburan tentara Yordania yang tewas dalam perang 1967. Pada Desember 2020, pengadilan Israel mengeluarkan perintah menangguhkan semua pekerjaan kota di pemakaman.

Pengacara Hamza Qatina yang bertindak atas nama komite pemakaman lokal Palestina di hadapan pengadilan Israel mengatakan pemerintah kota dan Otoritas Alam Israel telah berbohong kepada pengadilan untuk mendapatkan otorisasi  melanjutkan penghancuran.

"Kami telah memperingatkan selama 10 bulan bahwa pekerjaan akan dilanjutkan dan kuburan akan dicemarkan. Kami akan kembali ke pengadilan, bukan karena kami mempercayai sistem pengadilan Israel, tetapi karena itu satu-satunya cara untuk dorong kembali dan hentikan kejahatan terhadap orang mati ini," kata Qatina.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement