REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Militer China telah menggelar latihan pendaratan dan serangan di pantai provinsi yang berseberangan di Pulau Taiwan. Tapi latihan itu disebut tidak dapat dikaitkan dengan ketegangan yang sedang terjadi dengan Taipei.
China mengklaim Taiwan yang diperintah dengan demokratis sebagai bagian dari wilayahnya. Beijing meningkatkan tekanan militer dan politik agar Taipei bersedia menerima bagian dari kedaulatan China.
Negeri Tirai Bambu mengirimkan puluhan pesawat tempur ke zona pertahanan Taiwan. Melalui media sosial Weibo surat kabar Angkatan Bersenjata Cina (PLA) melaporkan latihan tersebut digelar 'beberapa hari terakhir' di Provinsi Fujian.
Situs berita CNN melaporkan surat kabar itu menambahkan latihan melibatkan pasukan 'kejut', hingga penyapu ranjau. Pasukan 'dipecah menjadi beberapa gelombang untuk sampai ke pantai dan menggelar tugas tempur di berbagai tahap.
Laporan itu menunjukkan video para tentara mendayung perahu kecil ke arah pantai. Mereka melemparkan granat asap, menerobos pertahanan kawat berduri dan menggali parit di pasir. Latihan itu tampaknya hanya melibatkan sejumlah kecil pasukan.
Langit terlihat cerah dan laut tenang, menunjukkan latihan tidak dilakukan Senin kemarin ketika Provinsi Fujian terdampak badai tropis yang bergerak melewati Taiwan dan Filipina.
Karena kedekatan geografisnya Fujian akan menjadi titik peluncuran pasukan China bila Beijing memutuskan menginvasi Taiwan. Militer Cina kerap menggelar latihan di pinggir pantai provinsi tersebut seperti yang mereka lakukan di Laut China Selatan.
Taiwan mengecam apa yang mereka sebut taktik koersif China terhadap mereka dan akan membela diri bila serangan terjadi. Akhir pekan lalu Presiden Cina Xi Jinping kembali berjanji 'reunifikasi' Taiwan. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan Taiwan tidak akan tunduk pada China.