REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Dari hasil autopsi, pelajar SMAN 7 Bogor berinisial RM (17 tahun) meninggal dunia akibat sabetan celurit di tiga titik pada Rabu (6/10) lalu. Selain itu, ditemukan beberapa organ dalam korban juga terkena sabetan celurit tersangka.
Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Dhini Erwanto, mengatakan, RM menderita luka di tiga titik. Yakni di kaki, tengkuk belakang, dan di dada yang menjadi penyebab kematian korban.
“Yang paling parah adalah bagian dada yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Itu kalau dari hasil autopsi, bagian jantungnya kena, kemudian paru-parunya, bahkan ada organ dalam yang sempat terluka. Itu yang disampaikan dokter,” ujar Dhoni kepada Republika.co.id, Selasa (12/10).
Lebih lanjut, Dhoni menjelaskan, korban juga sempat melakukan perlawanan ketika dihampiri tersangka utama, Rizky Agung (18 tahun). Hal itu terbukti dari rekonstruksi yang digelar pada Selasa (12/10) siang, serta hasil autopsi.
Dhoni menjelaskan, terdapat luka di bagian tangan dan kaki korban. Kendati demikian, korban sudah dibuat tidak berdaya akibat tebasan celurit yang dihujamkan Rizky Agung berkali-kali.
“Tapi juga karena korban ini sudah tidak berdaya, karena sabetan senjata tajamnya kan beberapa kali ya. Sehingga korban sudah tidak bisa melawan lagi, akhirnya korban tidak bisa tertolong lagi,” jelasnya.
Diketahui, dari hasil dari penyidikan pihak kepolisian, tersangka utama tidak memiliki niat untuk menghabisi korban. Bahkan, Dhoni mengungkapkan, tersangka utama tidak mengetahui jika korban meninggal dunia di tempat.
“Tetapi karena kalapnya tersangka ini, hingga tersangka meninggalkan lokasi, tidak sadar bahwa korban sampai terkena di bagian dada yang sangat parah. Setelah kejadian setelah melukai, (tersangka) langsung meninggalkan lokasi,” pungkasnya.