REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan pertemuan langsung dengan CEO De Heus Animal Nutrition Koen de Heus dalam kunjungan kerjanya ke Amsterdam, Belanda. Pertemuan itu membahas rencana perluasan investasi De Heus senilai 50 juta dolar AS dalam proyek pembangunan industri pakan ternak di Kawasan Industri (KI) Pasuruan, Jawa Timur, juga pembangunan rumah potong hewan berteknologi tinggi.
Bahlil menyambut baik rencana perluasan investasi De Heus. Ia menyatakan, Kementerian Investasi/BKPM siap memfasilitasi pengurusan perizinan dan insentif fiskal sesuai peraturan berlaku, serta kebutuhan bahan baku industri pakan ternak tersebut.
"Kami juga ingatkan agar nantinya De Heus bekerja sama dengan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dan pengusaha lokal di daerah dalam merealisasikan rencana investasinya. Guna pengurusan perizinan dan insentif, kita akan bantu," kata Bahlil dalam keterangan resmi, Selasa (12/10).
Bahlil menjelaskan, saat ini Indonesia sedang membangun sekitar 30 ribu hektare (ha) lahan baru jagung di Indonesia. Tepatnya di Papua, dengan kapasitas produksi hingga 900 ribu ton per tahun.
CEO De Heus yaitu Koen de Heus mengapresiasi dukungan Kementerian Investasi/BKPM tersebut. Koen de Heus menjelaskan, investasinya di Jawa Timur saat ini akan membangun pakan ternak berteknologi tinggi, dengan model bisnis yang bekerja sama dengan petani lokal.
"Dengan kebutuhan bahan baku sebesar 500 ribu sampai 600 ribu ton per tahun. Kami harap pemerintah Indonesia dapat menjaga keseimbangan harga jagung dan kesejahteraan petani jagung dengan adanya harga yang sesuai," ujar De Heus.
De Heus sudah berinvestasi di Indonesia sejak 2015. Investasinya bergerak di bidang industri produk farmasi hewan, industri konsentrat makanan hewan, dan industri makanan ransum hewan.
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/BKPM, Penanaman Modal Asing (PMA) asal negara Belanda selama periode 2016 sampai kuartal II 2021 menempati posisi ke-5 dengan realisasi investasi mencapai 9.212 juta dolar AS. Capaian itu mencakup total proyek sebanyak 7.608 dan menyerap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebanyak 108.082 orang.