REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Tentara Iran dan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) telah meluncurkan latihan militer bersama. Latihan itu berfokus pada pertahanan udara yang akan mencakup setengah wilayah udara negara itu.
Latihan dilakukan selama dua hari dan dilakukan di daerah gurun tengah Iran pada Selasa (12/10) dini hari. Latihan ini dipimpin oleh Markas Besar Pertahanan Udara Khatam al-Anbia.
Sebagai bagian dari latihan, menurut komandan militer, bertujuan untuk meniru perang secara dekat. Tujuan ini membuat militer mengerahkan kendaraan udara dan rudal berawak dan tak berawak yang akan diluncurkan terhadap target darat. Percobaan ini untuk menguji kinerja sistem pertahanan udara dan radar.
Selain itu, Panglima tertinggi pangkalan Khatam al-Anbia, Brigadir Jenderal Qader Rahimzadeh, salah satu tujuan latihan itu adalah untuk menunjukkan bahwa angkatan bersenjata Iran dapat mempertahankan pusat-pusat sensitif dan vital negara itu. Rekaman siaran televisi negara yang menunjukkan beberapa rudal diluncurkan dari sistem pertahanan udara buatan lokal.
Rahimzadeh mengatakan, sistem pertahanan rudal Khordad ke-3 IRGC dan sistem Khordad ke-15 tentara telah dikerahkan sebagai bagian dari latihan. Terdapat pula perang elektronik dan peralatan siber Iran lainnya.
Komandan angkatan pertahanan udara, Brigadir Jenderal Alireza Sabahifard mengatakan hari pertama latihan telah berhasil. "Peralatan yang kami gunakan saat ini semuanya asli dan mutakhir dari teknologi modern," katanya kepada televisi pemerintah dikutip dari Aljazirah.
Latihan militer terjadi sehari setelah Iran meluncurkan sistem rudal pertahanan udara jarak pendek yang dikatakan dapat dihubungkan dengan sistem radar buatan lokal dengan jangkauan 30 km. Sistem bernama Majid ini dapat mencapai target dalam jarak 9 km.
Tahun lalu dan awal tahun ini, tentara Iran dan IRGC mengadakan serangkaian latihan militer untuk menunjukkan kemampuan angkatan darat, udara, dan laut di tengah ketegangan dengan Amerika Serikat. Pembicaraan di ibu kota Austria, Wina, yang bertujuan memulihkan kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia, diperkirakan akan dilanjutkan dalam beberapa minggu mendatang.