REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI, Febrian A. Ruddyard, memastikan kehadiran Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) perubahan iklim PBB atau COP26 soal iklim di Glasgow, Skotlandia. KTT iklim yang sempat tertunda karena pandemi ini akan diselenggarakan pada 31 Oktober - 21 November tahun ini.
"Guna menunjukkan komitmen kuat Indonesia dalam memajukan isu perubahan iklim, Presiden RI dijadwalkan akan hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi COP26 di Glasgow pada 1-2 November 2021," ujar Febrian dalam media gathering di Jakarta, Selasa (12/9).
Kondisi iklim Bumi yang semakin tak menentu ini dinilai penting untuk dibahas dalam KTT COP26 untuk menindaklanjuti Perjanjian Paris 2015. Indonesia pun berharap KTT ini akan menghasilkan langkah konkret untuk Bumi. "Semisal pada pengembangan mekanisme perdagangan karbon global," ujarnya.
Febrian mengatakan pada November mendatang Indonesia juga akan menggelar Paviliun Indonesia sebagai showcase atau pertunjukan keberhasilan Indonesia. Ini dibuat agar dunia dapat memahami perkembangan Indonesia dalam menghadapi iklim.
Paviliun Indonesia akan digelar pada 1-21 November 2021 secara hibrida atau langsung dari Glasgow dan Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta sebagai bentuk soft diplomacy lingkungan hidup Indonesia. Dalam gelaran ini Indonesia mengambil tema Leading Climate Actions Together.
Direktur Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri RI, Hari Prabowo, mengatakan COP26 ini bakal melanjutkan mandat negosiasi pada sesi-sesi perundingan yang tertunda sejak 2020. Indonesia pun akan menyampaikan pesan dalam KTT ini.
"Indonesia akan membawa pesan bahwa kita menjalankan komitmen secara nyata dan akuntabel sehingga bisa dilihat bahwa Indonesia leading by example," ujar Bowo dalam kesempatan yang sama.
Indonesia juga sudah memasukkan target ambisi berupa strategi jangka panjang untuk pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim 2050. Indonesia juga telah menyampaikan target net zero emission selambatnya pada 2060.
Bowo mengatakan Indonesia di COP26 nanti akan membawa pesan untuk peluang karbon biru sebagai solusi penurunan emisi serta mendorong peran negara berkembang, negara kepulauan, dan pulau kecil melalui forum Archipelago and Island States Forum. "Jadi di sana Indonesia akan juga membawa posisi bersama atau pandangan negara-negara atau pulau kecil dan kepulauan untuk kita suarakan di COP26," kata dia.
Seperti dilansir laman The Guardian pada Selasa (12/10), COP26 adalah singkatan dari Conference of The Parties atau Pertemuan Para Pihak. COP merupakan forum tingkat tinggi tahunan bagi 197 negara untuk membicarakan perubahan iklim hingga bagaimana langkah negara-negara di dunia berencana menanggulanginya. Konferensi ini adalah bagian dari Konvensi Kerangka Kerja PBB atas perubahan iklim (UNFCCC) 1992.
Baca juga : Umrah Dibuka karena Penanganan Covid-19 Indonesia Membaik