Rabu 13 Oct 2021 00:53 WIB

Listrik Sering Padam, Investor Ancam Tinggalkan Morut

Kebutuhan daya listrik di Morut saat ini sekitar 7.800 kW hingga 8.000 kW.

Petugas PLN melakukan inspeksi instalasi listrik. ilustrasi
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Petugas PLN melakukan inspeksi instalasi listrik. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MOROWALI UTARA -- Bupati Morowali Utara (Morut) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dr. Delis Julkarson Hehi mengungkapkan adanya investor yang ingin meninggalkan Morut dan membatalkan investasi di sana akibat pemadaman listrik yang sering terjadi. Ia menyatakan jika masalah listrik padam tersebut tidak dapat diselesaikan secepatnya maka tidak menutup kemungkinan investor berbondong-bondong angkat kaki dari Morut.

"Ini listrik sudah terlalu sering mati-hidup. Saya sengaja undang bapak-bapak sekalian untuk mencari solusi secepatnya. Sebelum berinvetasi, para investor pasti menanyakan ketersediaan daya listrik. Jadi ini masalah serius," katanya saat meminta penjelasan perwakilan Perusahaan Listrik Negara di Kantor Bupati Morut, Selasa (12/10).

Baca Juga

Ia berharap PLN melalui Unit Layanan Pelanggan Kolonodale serius untuk mencari solusi dan mengatasi permasalahan listrik padam tersebut sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi."Apa yang kami bisa bantu? Kalau kapasitas daya listrik yang kurang, kita cari jalan keluarnya. Kalau pohon menghalangi kabel listrik, tolong sampaikan di desa mana, nanti kami hubungi kadesnya," ujarnya.

Sementara itu Manajer PLN ULP Kolonodale, Desnart Sabudu mengakui saat ini ada empat mesin pembangkit listik rusak sehingga terpaksa dilakukan pemadaman bergilir. Ia menjelaskan saat ini ada 10 mesin pembangkit listik di Pembangkit Listrtik Tenaga Diesel (PLTD) Tompira. Dari 10 itu hanya enam mesin yang berfungsi.

"Dalam kondisi normal, keenam mesin itu memiliki daya total 2.150 Kilo Watt (KW). Selain itu dibantu daya listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Minihydro (PLTM) 1 Wawopada yaitu 2.600 KW dan PLTM 2 sebesar 3.200 KW. Itu berarti total daya yang mampu dihasilkan 7.950 KW,"jelasnya.

Desnart menjelaskan, kebutuhan daya listrik di Morut saat ini sekitar 7.800 kW hingga 8.000 kW. Artinya, dalam keadaan normal tidak akan terjadi pemadaman aliran listrik. Namun, dari enam mesin PLTD Tompira, ada mesin yang mati tiba-tiba jika panasnya sudah mencapai 98 derajat celcius.

"Mesin itu pasti langsung mati sendiri. Jadi harus dingin dulu baru dihidupkan kembali. Ini salah satu masalah yang terjadi selama ini sehingga pemadaman listrik kerap terjadi," terangnya.

Selain itu, kata dia, permasalahan maintenance, kabel terputus, tiang listrik jatuh atau masalah di mesin PLTM Wawopada yang juga menjadi penyebab pemadaman listrik kerap dilakukan. Saat ini pihaknya terus melakukan perbaikan sambil berkordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Morut untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

"Kebutuhan daya listrik ini diharapkan bisa tertanggulangi secara keseluruhan jika PLTM Tomata dengan daya 10.000 KW sudah beroperasi pada Januari 2022 mendatang,"ucapnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement