Rabu 13 Oct 2021 03:27 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Tergantung pada Pengendalian Pandemi

Pemerintah optimistis target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini bisa tercapai

Warga berbelanja di Pasar (ilustrasi)
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Warga berbelanja di Pasar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, mengatakan pertumbuhan ekonomi amat bergantung kepada displin pengendalian pandemi dan dukungan perbaikan sistem ketahanan kesehatan. Ia mengatakan, pemerintah optimistis target pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa dicapai, yakni 3,7 persen hingga 4,5 persen. 

Optimisme itu didasari oleh perbaikan dan pemulihan ekonomi yang ditunjukkan sejumlah indikator. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 mencapai 7,07 persen (YoY). Ini pertumbuhan triwulanan tertinggi sejak 16 tahun terakhir. Memang ada faktor base effect. Tapi sejumlah indikator telah pulih.

Baca Juga

Pengendalian pandemi lewat pembatasan aktivitas masyarakat (PPKM) di awal kuartal III-2021 telah berhasil menekan laju penyebaran varian Delta Covid-19. "Aktivitas ekonomi berpotensi kembali meningkat dan memperkuat pemulihan ekonomi di kuartal IV-2021," katanya dalam diskusi bertema "Peta Jalan Kebijakan Menggairahkan Ekonomi Di Tengah Pandemi", Selasa (12/10).

Ferry menegaskan hasil kajian sejumlah lembaga ekonomi dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 juga tidak jauh dari target pemerintah. Ia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi amat bergantung kepada displin pengendalian pandemi dan dukungan perbaikan sistem ketahanan kesehatan. 

Sebagai upaya mencegah penularan Covid-19 di tempat kerja, kata dia, pemerintah menerapkan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) sebagai bentuk pemantauan protokol kesehatan sektor usaha selama masa pandemi Covid-19. 

Terdapat 14.791 IOMKI yang telah diterbitkan kepada pelaku usaha untuk dapat beroperasi selama masa pandemi. Saat pandemi mencapai puncak, kata Ferry, kasus aktif harian mencapai 573.908. Data terakhir di akhir kuartal III atau awal kuartal-IV, kasus aktif harian Covid-19 sudah jauh lebih rendah. 

"Ini yang memberikan confident kepada kita. Oke di kuartal III kita terpengaruh, tetapi mudah-mudahan angka pertumbuhan bisa 4,0-5,0 persen dan di kuartal IV kami harapkan bisa tumbuh lebih dari 5 persen. Tentu tidak setinggi kuartal II (7,07 persen)," ujarnya.

Untuk menggairahkan ekonomi selama pandemi, jelas Ferry, pemerintah menjadikan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebagai instrumen penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi. Realisasi PEN 2021 sampai 8 Oktober mencapai Rp416,08 triliun (55,9 persen) dari pagu Rp744,77 triliun.

Wakil Ketua Umum bidang Koperasi dan UMKM Kadin Jakarta Akhmad Syarbini menjelaskan, saat ini seharusnya waktu tepat bagi pemerintah buat melepas rem untuk kembali mengembangkan perekonomian. 

"Sekarang saya lihat waktunya ngegas, tetapi perlu dicermati pada Desember, yang merupakan liburan panjang," katanya.

Akhmad mengakui, dalam dua atau seminggu terakhir ada perbaikan pada geliat ekonomi. Hal itu seiring turunnya kasus Covid-19 dan masifnya pelaksanaan vaksinasi di berbagai daerah.

Akhmad berharap agar pemerintah tetap mewaspadai varian baru Covid-19 agar tidak sampai masuk ke Indonesia. Pemerintah juga perlu terus melakukan imbauan ke masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. 

"Kalau di dunia usaha selalu menerapkan aturan dari pemerintah. Mudah-mudahan ekonomi yang mulai terlihat baik ini bisa dipertahankan," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement