REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Total lima gol disarangkan Portugal ke gawang Luksemburg dalam laga penyisihan Grup A Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa, Rabu (13/10) dini hari WIB. Namun, pelatih Portugal Fernando Santos masih menyimpan kekhawatiran terkait performa anak-anak asuhnya di laga tersebut.
Menjamu Luksemburg di Stadion Algarve, Faro, kampiun Euro 2016 itu sudah mampu mencatatkan tiga gol saat laga baru berjalan kurang dari 18 menit. Gol Bruno Fernandes pada menit ke-17 melengkapi torehan dua gol Cristiano Ronaldo via titik penalti pada menit ketiga dan menit ke-13.
Santos menilai, penampilan anak-anak asuhnya justru berantakan setelah mencatatkan keunggulan tiga gol tersebut. Para penggawa Portugal, tutur Santos, cenderung terburu-buru dalam mengalirkan bola dan tidak punya visi permainan tim yang jelas. Ia menilai, masing-masing pemain berusaha untuk mencetak gol untuk dirinya sendiri.
"Padahal, apabila dilakukan secara kolektif, semua akan lebih mudah. Kami harus bisa memperbaiki aspek ini demi menatap dua laga pamungkas di Grup A," tutur Santos seperti dilansir MaisFutebol.
Beruntung, Portugal bisa kembali menemukan permainannya pada babak kedua. Gol Joao Palhinha pada menit ke-69 ditambah gol ketiga Ronaldo di laga ini pada menit ke-87, mengakhiri pesta gol Portugal ke gawang Luksemburg. "Terlepas dari performa buruk pada paruh pertama babak pertama, secara umum, kami layak mendapatkan kemenangan ini. Para pemain telah melakukan yang terbaik," kata Santos.
Meski bisa memetik kemenangan besar, Portugal masih harus menunggu hingga pertengahan November mendatang untuk bisa melangkah ke putaran final Piala Dunia 2022. Portugal masih tertinggal satu poin dari Serbia, yang berada di puncak klasemen sementara Grup A dengan koleksi 17 poin.
Pada dua laga pamungkas penyisihan Grup A, Portugal akan menghadapi Republik Irlandia dan Serbia. Dari dua laga tersebut, duel kontra Republik Irlandia dinilai Santos akan jauh lebih menentukan dibanding saat menghadapi pesaing terberatnya di Grup A, Serbia.
"Apa pun yang akan terjadi, salah satu dari dua tim ini akan gagal melangkah sebagai juara grup. Karena itu, dua laga itu akan menentukan. Kami harus bisa menang atas Republik Irlandia, itu menjadi partai yang lebih menentukan," ujar pelatih berusia 67 tahun tersebut.