REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wayne Rooney mengungkapkan dia pernah mencari bantuan terkait kesehatan mentalnya untuk mengatasi tekanan bermain membela Manchester United dan timnas Inggris. Berbicara pada Selasa (12/10) dalam sebuah trailer film dokumenter Rooney, yang akan diputar di Amazon Prime awal tahun depan, pelatih Derby berusia 35 tahun mengatakan, dia ingin memberi pemirsa wawasan nyata tentang apa yang terjadi di dalam kepalanya saat masih bermain.
“Orang-orang berbicara tentang kesehatan mental, saya memang melihat seseorang kadang-kadang,” kata Rooney, yang masih menjadi pencetak gol terbanyak United dan Inggris sepanjang masa.
“Ini tentang menyadari apa yang ada di kepala Anda dan mencoba mengatasi tekanan bermain untuk Manchester United dan berusaha menjadi sukses bermain untuk negara Anda. Kemudian menjadi kapten negara Anda dan mengambil banyak tekanan itu juga," ungkap Rooney, seperti dikutip Daily Mail.
Ia mengatakan, mendapat sorotan saat baru berusia 16 tahun dan harus berurusan dengan segala sesuatu karena membela Inggris pada usia 17 adalah hal baru baginya. Ia mengaku belajar dengan kakinya dan menyadari ada beberapa kesalahan yang dibuatnya.
“Sepanjang kehidupan olahragawan muda, mereka melewati masa-masa sulit dan ada banyak dari saya yang berbicara tentang saat-saat di mana saya benar-benar sedih, saya tidak ingin berada di dekat siapa pun,” lanjutnya.
Salah satu poin terendah Rooney adalah kartu merahnya di Piala Dunia 2006, ketika rekan setimnya di United Cristiano Ronaldo dituduh mencoba membuatnya dikeluarkan karena menginjak pemain Portugal Ricardo Carvalho.
“Yang menarik untuk diketahui adalah apa yang ada di dalam kepala saya setelah kartu merah itu. Saya sedang duduk di ruang ganti sendirian, mengetahui Anda berpotensi tersingkir dari Piala Dunia. Namun juga mengetahui di sisi lain bahwa jika Anda lolos, Anda akan tersingkir dari semifinal dan mungkin final jika Anda pergi,"kata dia.
Menurut Rooney, ini adalah proses pemikiran tentang apa yang ada di kepalanya pada usia yang begitu muda, mengetahui bahwa bagaimanapun ia telah mengecewakan negaranya dan diri sendiri.
Dalam klip dari film dokumenter, istri Rooney, Coleen, membahas tuduhan atas kehidupan pribadinya. Rooney dilaporkan pernah berselingkuh dan Coleen mengonfirmasinya. "Saya memaafkannya, tetapi itu tidak dapat diterima."
Rooney menambahkan, “Orang-orang masih melihat saya dengan cara yang berbeda. Bagi saya, penting bahwa orang-orang mengingat saya apa adanya daripada apa yang telah saya lakukan."
Film dokumenter tersebut menggambarkan pendidikan keras Rooney di lingkungan Croxteth yang membantu membentuk gaya agresifnya di lapangan. Dia mengaku kerap terlibat perkelahian dengan ayahnya Thomas.