Rabu 13 Oct 2021 17:20 WIB

Tyson Fury: Wilder Banyak Alasan

Fury jengan dengan sikap Wilder yang masih tak mau mengakui kekalahan.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Tyson Fury dari Inggris (kiri) beraksi melawan Deontay Wilder dari AS dalam pertarungan gelar juara dunia kelas berat WBC 12 ronde di arena T-Mobile di Las Vegas, Nevada, AS, 09 Oktober 2021.
Foto: EPA-EFE/ETIENNE LAURENT
Tyson Fury dari Inggris (kiri) beraksi melawan Deontay Wilder dari AS dalam pertarungan gelar juara dunia kelas berat WBC 12 ronde di arena T-Mobile di Las Vegas, Nevada, AS, 09 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Juara tinju kelas berat WBC Tyson Fury menyebut Deontay Wilder selalu banyak alasan atas kekalahannya pada pertarungan trilogy, di T-Mobile Arena, Las Vegas, Amerika Serikat, Ahad (10/10). Fury mengalahkan Wilder pada ronde ke-11. Pada Februari 2020, Fury juga mengalahkan Wilder pada ronde ketujuh.

Namun Wilder mencari alasan dengan kekalahannya. Ia menuding Fury mengisi sarung tangannya dengan sesuatu. Selain itu kostum ring-walk milik Fury diklaim terlalu berat. Sejatinya Wilder memberikan perlawanan sengit namun ia tak berkutik ketika tak mampu bangkit pada ronde ke-11.

“Saya yakin dia akan memiliki banyak alasan untuk dibuat. Dia selalu melakukannya, dia pecundang dan dia memakai Everlast MX dan saya memakai Paffen Sports, sarung tangannya sama,” kata Fury kepada Behind The Gloves dilansir dari boxingscene, Rabu (13/10).

Fury mengatakan, pelatih Wilder tak membuat pertanyaan apapun. Menurutnya pelatih Wilder menulis anak asuhnya telah dipukul dengan adil di ring. Wilder mengalami patah tulang di pertarungan tersebut.  Wilder mengaku tak cukup baik untuk mengalahkan Fury.

“Saya melakukan yang terbaik, tetapi itu tidak cukup baik,” ujar Wilder setelah pertarungan.

Wilder memahami Fury telah melakukan hal tertentu di dalam latihan. Wilder juga sadar Fury datang ke ring tidak ingin menjadi pecundang. Fury ingin bertanding untuk mengalahkan Wilder. Dan Wilder pernah mengakui Fury berhasil mewujudkan ambisinya.

Fury tak hanya memberikan kekalahan bagi Wilder. Namun petinju asal Inggris tersebut juga mempertahankan gelar dunianya.

Wilder menampakkan kekesalannya atas kekalahan tersebut. Ia sampai melupakan sikap profesional sebagai atlet. Ia menolak menghormati Fury setelah pertarungan.

Kedua petinju sejatinya sama-sama memberikan tekanan di sepanjang pertarungan. Namun Fury akhirnya membuat Wilder terjatuh dan tak bangun lagi dalam hitungan ke-10.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement