REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Juara tinju kelas berat WBC Tyson Fury menyebut Deontay Wilder selalu banyak alasan atas kekalahannya pada pertarungan trilogy, di T-Mobile Arena, Las Vegas, Amerika Serikat, Ahad (10/10). Fury mengalahkan Wilder pada ronde ke-11. Pada Februari 2020, Fury juga mengalahkan Wilder pada ronde ketujuh.
Namun Wilder mencari alasan dengan kekalahannya. Ia menuding Fury mengisi sarung tangannya dengan sesuatu. Selain itu kostum ring-walk milik Fury diklaim terlalu berat. Sejatinya Wilder memberikan perlawanan sengit namun ia tak berkutik ketika tak mampu bangkit pada ronde ke-11.
“Saya yakin dia akan memiliki banyak alasan untuk dibuat. Dia selalu melakukannya, dia pecundang dan dia memakai Everlast MX dan saya memakai Paffen Sports, sarung tangannya sama,” kata Fury kepada Behind The Gloves dilansir dari boxingscene, Rabu (13/10).
Fury mengatakan, pelatih Wilder tak membuat pertanyaan apapun. Menurutnya pelatih Wilder menulis anak asuhnya telah dipukul dengan adil di ring. Wilder mengalami patah tulang di pertarungan tersebut. Wilder mengaku tak cukup baik untuk mengalahkan Fury.
“Saya melakukan yang terbaik, tetapi itu tidak cukup baik,” ujar Wilder setelah pertarungan.
Wilder memahami Fury telah melakukan hal tertentu di dalam latihan. Wilder juga sadar Fury datang ke ring tidak ingin menjadi pecundang. Fury ingin bertanding untuk mengalahkan Wilder. Dan Wilder pernah mengakui Fury berhasil mewujudkan ambisinya.
Fury tak hanya memberikan kekalahan bagi Wilder. Namun petinju asal Inggris tersebut juga mempertahankan gelar dunianya.
Wilder menampakkan kekesalannya atas kekalahan tersebut. Ia sampai melupakan sikap profesional sebagai atlet. Ia menolak menghormati Fury setelah pertarungan.
Kedua petinju sejatinya sama-sama memberikan tekanan di sepanjang pertarungan. Namun Fury akhirnya membuat Wilder terjatuh dan tak bangun lagi dalam hitungan ke-10.