Rabu 13 Oct 2021 14:22 WIB

Qatar Dorong Keterlibatan Dunia Internasional dengan Taliban

Belum ada negara yang mengumumkan pengakuan resmi terhadap pemerintahan Taliban

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Menteri luar negeri di Kabinet baru yang dipimpin Taliban Afghanistan, Amir Khan Muttaqi, memberikan konferensi pers di Kabul, Afghanistan, Selasa, 14 September 2021. Belum ada negara yang mengumumkan pengakuan resmi terhadap pemerintahan Taliban.
Foto: AP/Muhammad Farooq
Menteri luar negeri di Kabinet baru yang dipimpin Taliban Afghanistan, Amir Khan Muttaqi, memberikan konferensi pers di Kabul, Afghanistan, Selasa, 14 September 2021. Belum ada negara yang mengumumkan pengakuan resmi terhadap pemerintahan Taliban.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Juru bicara diplomatik Qatar di Afghanistan pada Selasa (12/10) mengatakan dunia internasional harus mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan. Mengisolasi pemerintahan Taliban dapat menyebabkan ketidakstabilan dan ancaman keamanan yang luas, seperti yang terjadi ketika Alqaeda menggunakan Afghanistan sebagai basis untuk merencanakan serangan 9/11.

Utusan khusus Qatar untuk kontraterorisme dan mediasi dalam resolusi konflik, Mutlaq bin Majed al-Qahtani, telah melakukan pembicaraan dengan Taliban tentang memerangi terorisme. Dia mengatakan Taliban berkomitmen untuk memerangi kelompok ISIS yang semakin aktif di Afghanistan. Taliban juga memastikan Afghanistan tidak digunakan sebagai basis organisasi teroris.  

Baca Juga

"Diskriminasi dan pengucilan bukan kebijakan yang baik. Sebagai otoritas de facto, Anda (Taliban) memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk dilaksanakan," kata al-Qahtani dalam pidatonya di Forum Keamanan Global di Doha.

Al-Qahtani menuturkan keterlibatan dunia dengan Taliban adalah satu-satunya cara untuk mencegah bencana kemanusiaan di Afghanistan. Menurutnya jika dunia tidak terlibat dengan pemerintahan Taliban maka tidak menutup kemungkinan serangan teror seperti insiden 9/11 akan terulang. Dia menjelaskan tragedi 9/11 terjadi karena dunia meninggalkan Afghanistan.