Rabu 13 Oct 2021 14:36 WIB

Gabung Jokowi, Prabowo Dinilai Ditinggal Pemilih pada 2024

Dengan gabung pemerintahan Jokowi, Prabowo dinilai kehilangan basis pemilih Muslim.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di sela upacara penetapan Komponen Cadangan Tahun Anggaran 2021 di Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (7/10/2021). Komponen cadangan ini dikerahkan bila negara dalam keadaan darurat militer atau keadaan perang dan keberadaannya akan makin memperkokoh sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
Foto: Antara/Indonesia Defense Magz
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di sela upacara penetapan Komponen Cadangan Tahun Anggaran 2021 di Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (7/10/2021). Komponen cadangan ini dikerahkan bila negara dalam keadaan darurat militer atau keadaan perang dan keberadaannya akan makin memperkokoh sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dinilai sudah kehilangan basis pemilih utamanya. Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menilai dengan merapatnya Prabowo ke pemerintahan Joko Widodo setelah Pilpres 2019, membuat para pendukungnya lari.

Herry mengamati basis pemilih Prabowo didominasi kelompok pemilih Muslim, khususnya yang mendukung gerakan 212. Ini terlihat dari dukungan mereka kepada Prabowo di Pilpres 2019.

"Kans Prabowo di 2024 cukup terganjal akibat pergeseran basis elektoralnya selama ini yang lebih didominasi oleh kelompok Islam," kata Herry kepada Republika, Rabu (13/10).

Herry menduga basis pemilih Prabowo sudah terpecah mendukung tokoh lain yang berpeluang maju di Pilpres 2024. Menurutnya, sulit bagi Prabowo guna mendapatkan kembali basis pemilihnya.

"Saya kira ceruk ini akan terbagi dengan Anies Baswedan atau kelompok oposisi lainnya seperti AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) yang juga Ketua Umum partai politik," ujar Herry.

Karena itu, Herry menilai pemilih Prabowo hanya akan berkutat di basis massa nasionalis. Padahal ceruk basis massa ini turut diperebutkan sejumlah tokoh lain yang potensial bertarung di Pilpres 2024.

"Justru saya yakin Prabowo akan berebut suara pada basis elektoral kelompok nasionalis yang juga dimiliki oleh Ganjar, Airlangga dan AHY," ucap Herry.

Selain itu, Herry memprediksi ada peluang Prabowo berpasangan dengan penerus trah Soekarno, Puan Maharani di Pilpres 2024. Walau belum bisa dipastikan keduanya akan maju dengan format Prabowo-Puan atau Puan-Prabowo.

Hanya saja, Herry memandang Prabowo dan Puan hanya meraih simpati kelompok nasionalis. Keduanya diduga sulit merangkul basis massa pemilih Muslim.

"Soal Cawapres paling santer kan Puan namun trennya belum juga bisa memberikan dampak positif jika mereka berdua bersanding," tutur Herry.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengungkapkan bahwa Prabowo berpeluang besar kembali maju sebagai calon presiden di 2024. Hal tersebut disampaikannya ketika menghadiri Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) DPD Gerindra Sulawesi Selatan.

"Saya katakan, 2024 Pak Prabowo Insya Allah akan maju dalam laga pilpres. Majunya beliau karena begitu masifnya permintaan kita semua," ujar Muzani lewat keterangannya, Ahad (10/10).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement