REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Para pemimpin negara anggota G20 sepakat untuk mencegah terjadinya bencana kemanusiaan di Afghanistan. Italia selaku pemegang kursi kepresidenan G20 saat ini turut menekankan perlunya mempertahankan kontak dengan Taliban.
Negara anggota G20 berjanji mempercepat penyaluran bantuan ke Afghanistan. Hal itu mengingat kian gentingnya situasi kemanusiaan dan keuangan di negara tersebut.
Dalam pertemuan puncak yang digelar Italia, mereka pun menuntut Taliban memberikan akses kemanusiaan dan menjaga bandara Kabul serta perbatasan negara tetap terbuka.
G20 meminta Taliban memastikan keamanan bagi staf PBB, pekerja kemanusiaan, dan anggota misi diplomatik asing di Afghanitsn. Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan, negosiasi dengan Taliban akan dibutuhkan guna memperoleh akses penyaluran bantuan kemanusiaan. Kendati demikian, dia menekankan, hal itu bukan berarti pengakuan politik terhadap pemerintahan Taliban.
Draghi turut menyinggung janji-janji Taliban yang belum dipenuhi sejak berkuasa di Afghanistan. “Pemerintah (Taliban), seperti kita ketahui, tidak benar-benar inklusif, tidak benar-benar representatif. Hak-hak perempuan, sejauh yang kami bisa lihat, sepertinya kembali ke 20 tahun yang lalu,” ujarnya pada Selasa (12/10), dikutip laman Gulf Today.
Sebelumnya Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam Taliban karena melanggar janji mereka terhadap perempuan dan anak perempuan di Afghanistan. Dia menuntut Taliban merealisasikan apa yang telah dijanjikannya kepada kaum perempuan di Afghanistan.
Guterres mengaku khawatir bahwa hingga kini kaum perempuan di Afghanistan belum memperoleh apa yang telah dijanjikan Taliban. “Saya sangat mengimbau Taliban untuk menepati janji mereka kepada perempuan serta anak perempuan dan memenuhi kewajiban mereka di bawah hukum hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional,” kata Guterres kepada awak media pada Senin (11/10), dikutip laman Al Arabiya.
Kendati demikian, Guterres tetap menyerukan dunia internasional untuk menyumbang dana kemanusiaan bagi Afghanistan. Pada 15 Agustus lalu, Taliban kembali berhasil menguasai Afghanistan. Berbeda dengan sebelumnya, mereka berjanji akan menjalankan pemerintahan moderat. Taliban bahkan berkomitmen untuk melindungi hak-hak perempuan, termasuk untuk memperoleh pendidikan.