Rabu 13 Oct 2021 16:35 WIB

Literasi Keuangan Syariah Mahasiswa Ditingkatkan

Sepanjang tahun ini sebanyak 1.123 mahasiswa mengikuti SSBM.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Wakil Direktur Utama 2 Bank Syariah Indonesia Abdullah Firman Wibowo memberikan materi tentang pengelolaan kas syariah dan bank internasional dalam program SSBM.
Foto: dok BSI
Wakil Direktur Utama 2 Bank Syariah Indonesia Abdullah Firman Wibowo memberikan materi tentang pengelolaan kas syariah dan bank internasional dalam program SSBM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berkomitmen meningkatkan literasi keuangan syariah di kalangan generasi milenial khususnya mahasiswa melalui program Strategic Sharia Banking Management (SSBM). Sepanjang tahun ini sudah tercatat sebanyak 1.123 mahasiswa dari lima universitas terkemuka mengikuti program tersebut.

SSBM merupakan program kolaborasi BSI dengan Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, dan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Adapun jumlah peserta terbanyak program SSBM sepanjang 2021 adalah dari Universitas Indonesia.

Baca Juga

Dalam program ini, pengajar berasal dari praktisi keuangan syariah BSI. Proses literasi dilakukan dengan metode pembelajaran secara online digital learning, studi kasus, dan tugas kelompok. Hadir dalam Kuliah Umum SSBM Wakil Direktur Utama 2 Bank Syariah Indonesia Abdullah Firman Wibowo, yang memberikan materi tentang pengelolaan kas syariah dan bank internasional.

Dalam paparannya di hadapan para mahasiswa yang dilakukan secara daring, Firman menjabarkan perbedaan perbankan syariah dan konvensional. Dia menjelaskan dasar bisnis perbankan melalui tiga kegiatan yang dilakukan yaitu, menghimpun, menyalurkan, dan memberikan jasa perbankan. Hal yang membedakan antara bank syariah dan konvensional adalah akad.

"Yang lebih penting, sumber dana dan penghimpunan dana melalui prinsip syariah dengan akad yang disepakati antara bank dengan pemilik dana. Dari hasil penghimpunan tersebut, treasury mengelola sumber dana yang masuk dan menggunakan dana tersebut dengan tepat," kata Firman, dalam keterangan pers, Rabu (13/10).

Dalam penjelasannya, Firman pun menekankan treasury bertujuan menjaga kelangsungan bisnis bank melalui kecukupan likuiditas, peningkatan imbal hasil atas dana idle, serta dukungan lainnya pada bisnis pembiayaan dan transaksi. Bisnis Internasional pun mendukung kinerja melalui perluasan hubungan strategis dengan counterpart, penetapan credit limit, serta membangun bisnis secara resiprok.

Sinergi treasury dan bank internasional diperlukan dalam pengembangan bisnis global melalui capacity building baik SDM, teknologi, dan permodalan serta membangun reputasi perusahaan. Sebagai informasi, Program Strategic Sharia Banking Management ini diinisiasi sejak 2020 dengan berkolaborasi bersama Institut Pertanian Bogor (IPB).

Respon dan antusiasme mahasiswa untuk mengikuti program ini cukup baik dengan pendaftar atau mahasiswa terdaftar mencapai 122 mahasiswa dengan rata-rata kehadiran di setiap pertemuan mencapai 95 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement